Laman

Kamis, 21 Mei 2009

TRAGIS NASIBMU ARMAN, TAPI SABARLAH! SESUNGGUHNYA ALLAH BERSAMA ORANG-ORANG YANG SABAR

Arman tidak menduga dirinya ditolak cintanya sebanyak 3 X. Jangan dibayangkan Arman itu ganteng. Wah...wah...wah... Anda harus mengubah pandangan kawan. Dia itu sangat pas-pasan wajahnya. Arman tidak habis pikir kurang apalagi dia...wajah punya walaupun pas-pasan, harta ada walaupun sedikit, pendidikan oke walaupun dia hanya lulusan SMK, tapi jago membetulkan gangguan listrik.
Barangkali kalau saya lihat, dia itu carinya wanita yang cantik, sexy, plus bohay... Wajah hancur tidak masalah bagi dia asalkan dapatnya tidak di dunia. Tetapi selagi di dunia, pantang dapatkan wanita jelek.
"Ngaca dong Man! Loe itu pas-pasan! Masak cari yang top model. Mimpi loe kagak bakal kesampeyan," kataku dengan logat Betawi kejawa-jawaan.
Kawan...sebenarnya satu kelebihan Arman di mata para gadis, otaknya encer...pintar, ya meskipun tidak super jenius. Sayang, hanya satu kekurangannya...Arman terlalu banyak kekurangan.
Dipikir-pikir, ada benarnya juga wanita yang dicari Arman: cantik, sholihah, sexy untuk suami, bisa shalat, bisa membaca al-Qur'an dengan fasih, tidak banyak menggunjing orang, kecerdasan selevel dengan Arman, mau menerima kelebihan dan kekurangan pasangannya, serta bisa diajak hidup senang maupun susah...Ya...hingga 10 tahun pencarian yang telah dilakukan Arman, saya ulangi hasilnya: 3 X cintanya ditolak wanita. Alhamdulillah 'ala kulli hal.
Selasa, 12 Mei 2009 saat ku mengawasi Ujian Sekolah.

Jumat, 10 April 2009

SENYUM MUGIAT

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Saat para murid berbaris rapi untuk shalat Dhuhur berjamaah di mushola sekolah. Saya meminta Mugiat untuk iqomah (tanda dimulainya shalat). Dia melaksanakannya dengan baik dan berkali-kali tanpa pernah menolak.
Peristiwa itu tiga tahun yang lalu tapi begitu membekas hingga sekarang. Tidak ada yang istimewa sebenarnya dari sosok Mugiat. Badannya pendek tapi kekar, rambut keriting, mata sedikit sipit dengan kecerdasan di bawah rata-rata. Setiap pelajaran saya selalu remidi.
Kejadian-kejadian tentang Mugiat begitu berkesan. Sosok murid yang ramah dan murah senyum tak mungkin terlupakan. Kalau diperintah langsung just do it di saat teman-temannya banyak yang ngeyel ketika diperintah.
"Mugiat, nanti kamu remidi Agama di musholasetelah shalat Dhuhur!" perintah saya.
"Ya Pak," tenang menjawab dan tidak lupa senyumnya.
Hasilnya dapat diduga. Terpaksa saya menaikkan nilainya. Cukuplah kebaikan hatinya menambah nilai akademiknya yang kurang. Akankah ini kecerdasan sosial yang dimilikinya sebagai satu kelebihan yang terus dia perjuangkan? Sulit menjawabnya secara pasti karena dia hanya tersenyum tanpa mengatakan apapun.
Khusus Mugiat, tidak perlu banyak perintah tebarkan senyum karena sejak saya mengenalnya, dia selalu tersenyum. Kalau perintah Nabi Muhammad SAW. mengajak umatnya tersenyum, Mugiatlah yang terdepan. Dibutuhkan penelaahan lebih lanjut apakah tersenyum sekadar shadaqah atau indikator perwujudan darikecerdasan sosial? Bisa jadi Mugiat tidak peduli akan hal itu.
Hingga menjelang ujian nasional (UN), saya sedikit berpesan kepada Mugiat dan teman-temannya, "Kalian jangan lupa berdo'a kepada Allah, disamping belajar dengan giat tentunya!" mereka menyimak nasihat saya dengan seksama.
"Satu lagi, cium tangan ibu bapak kalian saat berangkat UN," saya katakan pula kepadamereka, do'a ibu keramat, mintalah do'a ibu supaya lulus karena dengan usaha dan do'a bisa mengubah takdir muallaq (takdir yang bisa diubah). Salah satunya UN.
Tiba-tiba muncul pertanyaan, "Pak! Kapan waktu-waktu Allah mengabulkan do'a kita." Saat ku lihat lagi-lagi Mugiat. Sempat ku berpikir, akankah dia yang nilainya selalu di bawah rata-rata dapat mengubah takdir yang tidak lulus menjadi lulus? Akankah ketaatannya kepada Allah, Rasul, Bapak ibunya, serta guru-gurunya menjadikan dia bersyukur atas kelulusan? Atau prinsip just do it dan selalu tersenyum dapat menjadikannya lulus SMP?
"Yang saya tahu, di sepertiga malam, setelah shalat lima waktu, serta antara adzan dan iqamah," saya menjawab sanbil berpikir, pasti ini senjatanya Mugiat untuk lulus.
Secara akademik Mugiat diperkirakan tidak akan lulus. Namun sebagian besar warga sekolah terkejut saat mengetahui Mugiat lulus dengan nilai pas-pasan.
"Terima kasih Pak atas sarannya," masih dengan senyumnya dia menyalami saya. doakan saya supaya dapat bekerja membantu ibu bapak," lanjutnya.
"Sama-sama Mugiat," jawab saya dengan sedikit bengong. "Semoga sukses selalu, amin," doa saya.
"Aamiin....." masih dengan wajah tersenyum kemudian mohon pamit pulang.
Luar biasa. Allah Maha Kuasa. Tiada satupun yang dapat menolak kehendak-Nya.
Dua tahun kemudian. Di saat saya naik sepeda. Tepat di jalan depan masjid. Tiba-tiba ada suara menyapa dari seseorang bertopi dan bersepeda onthel yang wajahnya sangat saya kenal "Pak!" Penjual tahu dengan wajah tersenyum.
Spontan saya jawab, "Hai!" Tidak sempat saya bertanya kabarnya karena dia terlihat terburu-buru. Tapi yang jelas dialah Mugiat, penjual tahu yang murah senyum.

Rabu, 08 April 2009

MEREKA TIDAK SHALAT

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Iya memang shalatku belum bisa dikatakan sepenuhnya khusyu'. Tapi saya pikir mengungkapkan pendapatku tentang mereka yang tidak shalat, bukan sesuatu yang salah. Dengan niat amar ma'ruf nahi munkar, mengajak kepada kebenaran dan mencegah kejelekan semampuku.
Sungguh prihatin manakala yang saya sampaikan kepada para siswa tentang kewajiban shalat bertentangan dengan kenyataan yang mereka lihat di lingkungannya. Pasalnya, orang yang sepatutnya mereka anggap harus shalat ternyata tidak shalat. Ironis, bapak ibunya sendiri juga tidak shalat padahal mereka juga Islam.
Yang saya bisa katakan kepada mereka adalah perlunya keteguhan hati untuk tidak meniru perilaku orang yang mereka hormati yang perilaku tersebut bertentangan dengan Islam. Jadilah diri sendiri. Biarkan mereka yang tidak shalat menanggung dosanya sendiri. "Emang kalian juga mau berdosa?" jawab saya dengan kalimat bertanya kepada para siswa.
Tiba-tiba muncul pertanyaan dari seorang siswa, "Bolehkah kita meminta orang tua kita yang tidak shalat supaya melaksanakan shalat?"
Saya jawab boleh, tapi tidak boleh dengan kata-kata yang kasar, harus dengan halus. boleh dengan sindiran....
Semoga menjadi renungan
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Selasa, 07 April 2009

PIKIRANKU I

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Tidak tahu kenapa ku memakai asalamu'alaikum segala. Udah kebiasaan kali. Tapi yang jelas blog ini sekadar wahana atau sarana diriku untuk mengekpresikan pikiranku saat ini. Bukannya apa ternyata bagiku teknologi ini tidak cepat kukuasai. Masang potoku saja ku belum tahu. Yang jelas ku sedang bermain secara serius.
Udah sekarang ku ingin ungkapkan pikiranku. Sedikit tentang pengembangan kemampuan diri. Kemampuan mengajar yang kumiliki harus terus kuasah. Namun ku akan mengajarkan sesuatu yang telah aku lakukan. kalaupun belum, maka ku katakan terus terang bahwa aku belum bisa melakukannya. Dan dengan berani pula berkata kepada siswa bahwa aku juga sedang berusaha. Ya, ku tahu Allah di al-qur'an membenci seseorang yang mengatakan sesuatu yang belum dilakukan. Sekian dulu.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.