Laman

Sabtu, 23 April 2011

CELOTEH ANTAH BERANTAH

Sumber: http//mujibelrahman.blogspot.com 
Waktu saya mengendarai sepeda, terbersit untuk menulis di blog. Bentuknya celoteh antah berantah.
Celoteh pertama tentang korupsi, berat rasanya memberantas korupsi yang begitu sistemik. Terkesan retorika. Tapi ternyata ada seorang pengawas BPKP yang tidak mau menerima amplop dari institusi yang diawasinya.Cerita ini dari sahabat saya yang tidak mau disebutkan namanya.  Ada lagi, sahabat saya sendiri yang bekerja di Kemenag Pusat, menolak amplop dari lembaga yang dikunjunginya. Kagum saya pada kedua orang itu. Saya ingin meniru kedua orang itu dalam menolak amplopnya. Kecuali amplop yang saya terima waktu saya ada hajatan tentunya. Saya dukung dan turut mendoakan mereka yang menolak amplop non hajatan.
Celoteh kedua tentang selamatkan bumi. Mari buang sampah pada tempatnya, tanam pohon, pit-pitan, atau apa saja yang penting bumi ben ojo rusak. Kalau tidak semua, paling tidak yang kita bisa dulu. Saya bisanya pit-pitan dan buang sampah, ya itu yang saya lakukan. Untuk menanam pohon paling sekali, tanam pohon belimbing di kebun belakang rumah.
Celoteh ketiga Ujian Nasional. Wah stres kabeh. Mesakke yakin muride. apak setuju piye ora setuju piye. Namun saya memilih untuk meminimalisasi stres anak. Apa yang saya lakukan kemarin ke murid-murid saya akui salah, memarahi mereka gara-gara tidak ikut doa bersama. Murid-murid maafkan salah saya ya? Kebablasen. Kalian tambah stres akhirnya. Kalau UN kan tidak mungkin dibatalkan. Ya wes dilakoni.
Celoteh keempat tentang Hari Kartini. Selamat Hari Kartini! Semoga kedudukan perempuan di Indonesia betul-betul setara dengan laki-laki. Hilangkan diskriminasi. Perempuan boleh jadi pemimpin. Presiden, gubernur, bupati / walikota, camat, lurah / kepala desa, ketua RW / RT. Alhamdulillah, saya pernah mempunyai pemimpin perempuan. Ibu Hajjah Mega menjadi presiden. Ibu Hajjah Rustriningsih menjadi wakil gubernur Jawa Tengah. Ibu Hajjah Qomariyah menjadi bupati Pekalongan. Ibu Hajjah Shobariyah menjadi ketua RT saya. Ternyata mereka bisa melaksanakan tugasnya.
Celoteh kelima tentang pemilihan bupati Pekalongan. Siap menang siap kalah. Hati-hati politik uang. Yang penting bukti bukan janji. Kalau memang prestasi bupati sekarang baik mengapa mesti dilupakan. Kalau memang calon lain tidak lebih baik mengapa mesti bingung pilih bupati. Pilihlah yang pas dengan standar masing-masing. Selamat berkompetisi di Ahad, 1 Mei 2011! Baldatun thayyibatun warabbun ghafur.

Tidak ada komentar: