Laman

Jumat, 26 Agustus 2011

TIGA TELU THREE 3 - EMPAT PAPAT FOUR 4 # SEMBILAN SANGA NINE 9 #

TIGA TELU THREE 3
Bagaimana bisa Wira dianggap bodoh bila IPK S.1 terakhirnya 3,83. Emang sih dia itu tidak terlalu mengingat-ingat ketika meletakkan barang-barang miliknya. Bahkan terkadang meletakkan uang juga tidak ingat. Oh ya, ini ku ceritakan saat ku masih mondok bareng dia di pesantren di Semarang. "Jek, weruh duitku pora? Mau tak dekekke nang nduwur lemari." Tanya Wira kepadaku. "Ora Wir." Jawabku. "Coba diluru maneh nang sak clonomu! Biasane sampeyan ndekekke nang kono." Saranku. Seperti biasa. Buku di raknya semrawut. Baju-baju kotor digantung di kastok (baca: tempat menggantungkan baju selain hanger) semrawut. Tidur hanya pakai sarung dengan lepas baju. Tapi -maaf- celana dalam tetap dipakai. Mendengkur alias ngorok. Intinya sem-ra-wut.

Sumber:

EMPAT PAPAT FOUR 4
Wira itu supel. Pandai berdebat. Jago komputer. Sayang boros uang. Dermawan. Dia sering menghutangi aku. Suatu saat ketika berangkat kuliah dia mewanti-wanti. "Jek, sampeyan pernah dihutangi Jaja pora? Tanya Wira kepadaku. "Durung. Emang naopo?" Jawabku sekaligus tanyaku. "Ati-ati wae! Ojo akeh-akeh nak ngutangi dekne! Masalahe Jaja kui pernah utang aku ora giyak-giyak dibayar. Kudune ditagih." Jelas Wira. Aku langsung berkomentar, "Ooo ... ngono tho." Lalu matur nuwun atas peringatannya.

#insya Allah bersambung#

SATU SIJI ONE 1 - DUA LARA TWO 2 # SEMBILAN SANGA NINE 9 #

SATU SIJI ONE 1
Sumber:
Aneh. Mengapa aku menulis? Ya. Yang menulis aku. Namun ku menulis cerita seorang laki-laki bernama Wira Panca. Sekarang usianya 28 Tahun. Pernah tinggal di Semarang. Namun sekarang tinggal sedesa dengan aku, Kauman Wiradesa Pekalongan. Kulit sawo matang. Wajahnya biasa. Hidung -maaf, aku belum menemukan kata yang tepat dalam Bahasa Indonesia untuk- pesek. Ataukah pesek itu kata Jawa yang diindonesiakan? Bibir? Ya biasa, standar. Berat badan dan tinggi badan pastinya ku belum tahu. Yang jelas tidak terlalu gemuk. Tinggi badannya sekitar 170-an. Wira itu Islam. Sebagai sahabat yang paling aku suka dari dia adalah pintar, humoris, dan suka menolong. Saat itu dia jadi dosen di Uiniversitas Tugu Muda (UNTUMU) Semarang. Tapi dia ditugaskan di UNTUMU cabang Pekalongan. Nama universitas itu sengaja aku samarkan soalnya aku tak mau mencemarkan nama baik universitas tersebut. Mengajarnya ilmu astronomi. Dia memanggilku Mojeko/Jek. Sedangkan aku memanggilnya Wira-Wiri/Wir.

DUA LARA TWO 2
Prestasi akademik Wira Luar biasa. Lulus dengan kemelud. The best. S.2-nya sedang dijalani di Universitas Yang Ada S.2-nya  (UYAS) Pekalongan. UYAS ini sebenarnya di Semarang. Tetapi karena aku memaksa dia untuk bertempat di Pekalongan, akhirnya demi persahabatan, UYAS mau tinggal di Pekalongan. Oh....UYAS, top deh kau! Sayang, kisah percintaannya tidak secermelang otaknya. Namun aku yakin love story-nya akan cemerlang setelah aku selesai menulis cerita aneh ini, insya Allah. Aku harap pembaca penasaran dengan kisahnya. Oke kalau penasaran ku tulis nanti. Tunggu saja!

#insya Allah bersambung#

Selasa, 23 Agustus 2011

SMS-SMS KIRIMAN YANG KU SIMPAN DI TELEPON GENGGAMKU DAN INGIN KU PINDAH KE DUNIA MAYA PRA IDUL FITRI 1432 H.


Sumber:

Dari Ayank ku:
Aruming pangruwating jiwa kang ngarumbaka, winayah ing lekasing ati suci, sumusul lumunturing nugraha jatining sedya, tumetesing jatining sedya, tumetesing seja mulya wiwaha MARHABAN YA SYAHRA RAMADLAN…nyuwun agunging pangaksami lahir batin ((Ayank & Keluarga))

Dari Rekan kerjaku, Mr. O dengan sedikit perubahan dariku:
SELAMAT DATANG dalam penerbangan RAMADHAN AIR tujuan Bandara Internasional IDUL FITRI dengan nomor penerbangan 1432 H.
Tidak lama lagi kita akan menempuh penerbangan yang berjarak tempuh 1 BULAN dan akan memasuki wilayah PUASA.
Mari tegakkan kursi IMAN serta sandaran TAKWA.
Bila terjadi goncangan dalam perjalanan, pasang selalu sabuk DZIKIR, TAHAJJUD, DAN SHADAQAH Anda.
Pilot Anda AL-QUR’AN dan co pilot AL-HADITS.
Bersama pramugari RAHMAH, MAGHFIROH, DAN JANNAH.
Kami selalu berharap Anda dapat kembali menuju negeri JANNATUN NA’IM pada kesempatan berikutnya.
Mohon maaf lahir bathin...

Dari Murid ku berinisial D:
Listen to me..!!!
“Suara REPUBLIK”
PEKALONGAN suhunya memang cool, gak heran cowoknya pada cool.
PEKALONGAN tempatnya memang strategis, gak heran ceweknya pada manis-manis.
Bukannya sombong, PEKALONGAN menjadi benteng, pastinya anaknya ganteng-ganteng.
PEKALONGAN sebuah Kota unik, tempatnya cewek-cewek cantik.
PEKALONGAN memang klasik, gak heran anaknya asyik.
Kirim ke semua rekan-rekan yang ada di INDONESIA biar PEKALONGAN terkenal di mana-mana.
PEKALONGAN THE BEST LAH.. ! Saya bangga lahir di daerah PEKALONGAN.!

Dari Murid ku berinisial D:
Cinta ibarat bunga...
Tertanam dari “perkenalan”
Tumbuh karena “pertemuan”
Berkelopak melalui “kerinduan”
Berdaun karena “pengorbanan”
Bertangkai lewat “pengertian”
Bersemi karena “kesetiaan”
Berputik melalui ”ketulusan”
Berbunga karena ”kepercayaan”
Dan ...>
Bunga akan layu karena ”kepalsuan”
Mati melalui ”perselingkuhan”
Serta akan pergi karena ”keegoisan”
Maka dari itu cintailah seseorang apa adanya.

Dari Murid ku berinisial D:
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati, jagalah hatiku agar tidak berpaling dari-Mu.
Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati, ijinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hati-Nya tertaut pada-Mu, agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Aamiin...

Dari Murid ku berinisial D:
Aku meminta pada Allah setangkai bunga yang indah,
tapi Dia memberiku kaktus berduri,,,
Aku meminta pada Allah binatang elok nan mungil,
tapi Dia memberiku ulat berbulu,,,
Ku sedih
Ku kecewa
Ku protes,, .!!!!!
Betapa tidak adilnya hidup ini !!
Tapi
Kemudian kaktus itu berbunga, dan bunganyapun sangat indah.
Dan ulat itupun berubah menjadi kupu-kupu cantik yang amat elok..
Itulah jalan Allah, semua akan jadi indah pada waktunya.
Dia tidak memberi langsung apa yang kita harapkan.
Tapi Dia memberi apa yang kita butuhkan.

Dari Murid ku berinisial U:
Berterimakasihlah pada orang yang telah melukai hatimu,
Karena dia telah membuatmu kuat...”
”Berterimakasihlah pada orang yang telah membohongimu,
Karena dia membuatmu lebih bijaksana...”
Berterimakasihlah pada orang yang telah membencimu,
Karena dia telah mengasah ketegaranmu...”
Berterimakasihlah pada orang yang telah mencintaimu dengan tulus,
Karena itulah anugerah terindah dalam hidupmu...”

Rabu, 10 Agustus 2011

SEJUMPUT PEMBAHASAN TENTANG PACARAN


Sumber:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAWRvPFtnoPSX3bb7knuqHX_ywRAXFGcw9PjP-_6VAPXS-ZXk5c7ySxECU4TS7HxOFcrFeWJL6NQIUREktBQcIMcC6tifxD6qKwMEdam9HeYT8678TfQu1HYB1ekk14wqrkcvtsCBFSrE/s220-h/205613_200811413286050_100000715790335_585138_7702108_n.jpg

Islam tidak mengenal istilah pacaran. Agama ini hanya memperbolehkan ta’aruf (mengenal) antar lawan jenis dengan aturan-aturan yang harus ditaati. Persoalannya terletak pada praktik pergaulan remaja/peserta didik zaman kini yang semakin jauh meninggalkan norma agama. Ditambah dengan faktor pendidik yang masih kalah gaya dalam menyampaikan nilai-nilai edukatif karena faktor hegemoni (serangan sporadis dan bersifat masif) budaya barat yang –meminjam istilahnya Gus Mus– menjadi guru tiap warga Indonesia.

Pacaran ada karena ada daya tarik lawan jenis yang merupakan fitrah yang diberikan Allah kepada setiap makhluk-Nya. Ibarat senjata, manusia yang dibekali oleh Allah berupa potensi baik dan buruk, penggunaannya tergantung dari menang kalahnya kedua potensi itu. Kalau potensi baik menang, hasilnya adalah ketakwaan. Namun bila potensi buruk yang menang, maka tidakan tercela yang akan dilakukan.

Setiap perilaku insan selalu melibatkan nafsu yang menurut al-Qur’an cenderung mengajak kepada keburukan dan kejahatan. Kemudian upaya manusia untuk menuju surga yang pasti didamba haruslah dibekali dengan keimanan dan ketakwaan. Dengan demikian nafsu harus dibatasi geraknya oleh iman dan takwa ketika mengajak kepada tindakan tercela. Perjuangan untuk memenangkan kebaikan atas keburukan pada tiap manusia berlangsung dari baligh (dewasa menurut aturan agama) hingga meninggal.

Kemudian dalam konteks pacaran, terserap nilai kebinatangan yang menuntut pemuasan biologis individu. Sedangkan agama mengatur secara tegas tentang pernikahan yang merupakan satu-satunya cara menyalurkan kebutuhan dasar manusia itu. KH. Muchith Muzadi menegaskan, pernikahan adalah satu-satunya cara untuk menghalalkan tindakan yang paling diharamkan agama sebelum akad nikah yaitu hubungan seksual. Zina (hubungan seks sebelum menikah atau hubungan seks sesudah menikah tetapi dengan pasangan selingkuh) apapun alasannya sangat diharamkan oleh seluruh agama. Zina merupakan tindakan yang sebagaimana sering kita lihat dan dengar di pemberitaan media massa, dapat menimbulkan efek psikologis dan kriminal bagi pelakunya. Sebagian pelakunya adalah remaja (baca: peserta didik SMP dan SMA atau yang sederajat) yang masih bau kencur. Dari perbuatan nista itu yang sering menjadi korban adalah pihak perempuan. Mulai dari putus sekolah, bunuh diri, terjangkit penyakit kelamin, dan perasaan berdosa yang berlebihan. Masalah moral lainnya berupa maraknya kasus pembuangan bayi di tong-tong sampah atau kebun, baik yang masih hidup maupun sudah meninggal, serta bertambahnya jumlah penderita HIV/AIDS positif di kalangan remaja yang hingga saat ini belum ada obatnya dan berakibat kematian. Secara biologis memang mereka mulai matang, namun sayangnya mereka harus menunda untuk melakukan hubungan biologis sebelum menikah. Hal ini menjadi persoalan yang sangat berat bagi remaja zaman sekarang ketika budaya barat justru lebih banyak menampilkan perilaku zina. Mulai dari film dan sinetron yang menampilkan adegan berpacaran, aktris yang memamerkan hamil di luar nikah, serta perilaku yang mengarah kepada perzinaan. Ditambah dengan tayangan-tayangan porno yang mudah diakses oleh remaja mulai dari VCD/DVD, telepon genggam, majalah, hingga tabloid. Efeknya berupa perilaku remaja yang ingin mencoba-coba karena begitu derasnya informasi yang masuk dan tidak terkontrol. Sedangkan di pihak lain benteng keimanan lewat media pendidikan justru mengalami ketabuan. Tabu/tidak pantas disampaikan kepada remaja dengan alasan belum saatnya. Orang tua dan guru di sekolah formal menurut asumsi saya, masih kurang menginformasikan pelajaran pergaulan lawan jenis yang benar kepada remaja.

Dari informasi itu dapat dimunculkan dua alternatif solusi berupa, pertama, orang tua sebagai pendidik utama dan pertama berperan besar dalam mendidik, menginformasikan pengetahuan hubungan lawan jenis, mengawasi, mengontrol, pergaulan anak-anaknya. Kendala utama dari solusi ini adalah kebanyakan orang tua beranggapan bahwa pendidikan tentang ini sudah dilaksanakan oleh sekolah., madrasah, TPQ, dan lembaga formal, informal, dan non formal lainnya. Sehingga diperlukan penyadaran kepada orang tua tentang hal ini oleh pemerintah terkecil hingga terbesar (ketua RT hingga presiden). Dengan kata lain, diperlukan adanya revitalisasi peran keluarga dalam pelaksanaan pendidikan seks kepada putra-putrinya.

Kedua, diperlukan pola pendidikan seks terstruktur dengan kurikulum yang jelas di lembaga formal. Selama ini pendidikan seks sebatas dibahas di pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Itupun hanya mengenai anatomi tubuh dan belum membahas inti pergaulan (batasan-batasan, efek negatif hubungan bebas, serta nilai-nilai yang harus diaplikasikan dalam pergaulan).

Untuk materi Bimbingan dan Konseling (BK) sebenarnya lebih lengkap dan memadai tentang materi seksualitas beserta etikanya. Namun sayangnya kegiatan BK terkadang berjalan tidak efektif.

Selama ini terdapat anggapan bahwa pendidikan seks ini tidak diperlukan karena di samping tabu, juga para remaja ketika sudah dewasa kelak pasti mengetahuinya. Padahal perilaku pacaran oleh remaja akibat pengaruh budaya global cenderung mengarah kepada perzinaan. Begitu bebasnya pergaulan sehingga budaya permisif (serba boleh) menjadi keniscayaan.

Dari dua alternatif solusi di atas paling tidak diharapkan dapat mengurangi bahaya perzinaan selama masa pacaran di kalangan remaja/peserta didik. Namun sebaik apapun pemecahan masalah ini bila tidak didukung dan dilaksanakan oleh semua elemen masyarakat, pasti menjadi wacana semata. Wallahua’lam dan wassalam.

Sumber:
  • KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus). Fikih Keseharian Gus Mus. Editor: Achmad Ma’ruf Asrori. Surabaya: Khalista bekerjasama dengan Komunitas Mata Air. 2005.
  • KH. Abdul Muchit Muzadi. Risalah Fikih Wanita (Fiqhun-Nisa). Bandung: PT. Al Ma’arif. 1979.
  • Dan dari berbagai sumber lainnya.

Senin, 08 Agustus 2011

MTs 45 WIRADESA; ZIG-ZAG KISAHKU SERI KE-4 (SERI TERAKHIR)



Sumber:
http://psychosilkygurl.blog.com/2010/05/15/cinta-
monyet-ialah-cinta-keanak-anakan-cinta-palsu-
adalah-sekadar-basa-basi-cinta-materialistik-
merosakkan-jiwa-cinta-sejati-ialah-cinta-yang-
akan-menghasilkan-cita-cita-yang-luhur-dan-abadi/

Berlanjut ke kisah cintaku di MTs ku tercinta. Buram? Tidak ada peristiwa mengharu biru penuh romantika sewaktu aku di MTs. Cinta monyet ku di MTs? Ora ono babar blas.
Namun karena hormon laki-lakiku mulai nglunjak, dengan malu-malu kucing ku pandangi juga kawanku cewek yang cantik dan seksi. Untuk kawanku-kawanku cewek yang ku sebut, jangan marah ya bila ku tulis pengalamanku ini, ku hanya ingin jujur ungkapkan apa yang ku alami saat itu. Jadi jauh dari niatku untuk melecehkan kalian. Piss!!
Yang ada waktu itu hanya ketertarikan fisik dan wajah kawanku cewek yang seksi dan cantik. Nasiroh, ranking pertama menurutku karena tubuhnya seksi di balik seragam MTs yang sopan. Sekarang baru ku tahu bahwa istilah yang tepat untuk tubuh Nasiroh adalah bongsor hehehe... Tambah wajahnya yang ayu dan manis menjadikan aku suka melihatnya tapi tanpa berani bertatapan langsung. Selentingan ku dengar info baru-baru ini, ternyata salah satu Bapak Guruku, ada yang pernah beberapa kali silaturrahim ke rumahnya. Wallahua’lam.
Minkhatun, kawanku dari Tunjung Sari yang cerdas dan berwajah oriental asli suku Jawa. Sosoknya penuh pesona tapi berwibawa. Selalu susul menyusul rankingnya denganku waktu aku di kelas 1 B dan 2 B. Kalau aku ranking 1 dia ranking 2. Begitupun bila dia ranking 1 maka aku ranking dua. Sungguh Minkhatun membuatku harus semangat meraih prestasi ranking kelas. Tapi entah kok tidak ada rasa cinta monyetku ke dia. Yang ada hanya rasa seganku ku dia dan ku menghargainya karena kecerdasannya.
Ema, aku bukannya suka kepadanya tapi bagiku dia kawan perlombaanku dalam meraih nilai tertinggi se-MTs 45 Wiradesa. Istilahnya kalau ranking satu prestasi nilainya seluruh siswa-siswi maka siswa atau siswi itu berhak meraih predikat bintang pelajar. Dan Ema pernah meraih predikat itu, sedangkan aku belum pernah meraihnya. Salut atas prestasi Ema. Karenanya aku senang berdiskusi dengannya. Bagiku, kecerdasannya melebihiku. Prestasi organisasinya pun bagus, terpilih menjadi ketua OSIS. Namun akhirnya, aku dan Ema berbagi angka 1-1, nilai daftar nilai ebtanas murni / danem (kelompok pelajaran umum) dia lebih tinggi dari nilaiku. Sedangkan nilai ebtan (kelompok pelajaran agama) ku lebih tinggi dari nilai Ema. Hehehe...
Qomariyah, kurus tinggi tapi ayu wajahnya. Kalau Qomariyah yang ini asli Gumawang, sehingga aku menyebutnya dengan Qomariyah Gumawang. Ada lagi satu yaitu Qomariyah Tengeng. Qomariyah yang satu ini rambut keriting, manis juga wajahnya. Ku tahu karena waktu di rumah dia melepas jilbabnya. Rumahnya dekat rumahku. Anaknya baik dan sering menyapa dulu. Yaaa.. walaupun aku tidak menarik secara fisik di mata cewek, tapi (alhamdulillah wa hadza minfad-li Robbii) aku seksi di hati mereka karena kecerdasanku. Biasanya sih mereka ada maunya, minta contekan saat ulangan dan menanyakan jawaban PR.. hehehe...
Berikutnya ada Nur Khasanah AK dan Nur Khasanah AW. Mereka adalah si kembar nama dan desa tapi beda otot dan galaknya. Hehehe... AK itu mrengkel ototnya. dan galak, berani melawan kalau digoda cowok. Kulit tidak putih tapi tidak coklat, apa namanya monggo terserah pembaca. Sedangkan AW, kurus, kalem, dan sedikit bicara. Kurang membuatku tertarik saat itu, entah sekarang? Aku tak tahu karena sudah bertahun-tahun tidak bertemu.
Barangkali ku sudahi dulu kisahku di MTs 45 Wiradesa. Sebenarnya masih ada kisah lain tapi ku putuskan ganti judul saja kalau nanti ku ingin menulisnya. Kepada Guruku, terimakasih, Panjenengan-panjenengan sudah mendidik kami dengan  sabar dan telaten. Maafkan atas semua salahku saat itu. Jazaakumullaahu ahsanal jazaa’. Kawan-kawanku, aku malu ketemu kalian, karena hingga ku tulis kisahku ini aku belum menikah. Kalian kan sudah  banyak yang menikah dan mempunyai anak. Hehehe...becanda, ,  kawan-kawanku, tetep ingat aku ya, walaupun aku banyak yang tidak ingat nama kalian hehehe.... Wassalam..

Tamat.

Minggu, 07 Agustus 2011

MTs 45 WIRADESA; ZIG-ZAG KISAHKU SERI KE-3

Sumber:

Yang teringat dari guruku almarhum Pak Rifa’i adalah towel. Towel bagiku adalah krecek, sejenis makanan yang ginyel-ginyel yang kata orang terbuat dari kulit kerbau. Tentu saja arti towel itu keliru dalam bahasa Inggris. Towel adalah kata Inggris yang artinya handuk. Dari beliau lah aku tahu arti kata itu. Iya, beliau mengajar kelas kami pelajaran yang bagiku sulit, bahasa Inggris. Beliau mengajar kami dengan sabar dan diselipi humor agar kami tertarik. Pertanyaan yang mengagetkanku di saat tiba-tiba beliau mengucapkan kata tai. Walah guru kok bicara seperti itu, pikirku seketika. Namun akhirnya ku tahu, jangan samakan bahasa Inggris dengan bahasa Jawa atau Indonesia, mengucapkannya sama persis tapi artinya berbeda. Kadang mengucapkan kata yang jorok dalam bahasa Jawa, eee.. ternyata terhormat menurut Inggris. Coba perhatikan, beliau mengucapkan tai, ku pikir kata ini terdengar jorok menurut otak Jawa kalau diucapkan dengan keras dan jelas. Ternyata tidak jorok menurut Inggris, bahkan terhormat malah karena artinya dasi. Aksesoris itu kan dipakai oleh orang terhormat. Syukurlah rasa hormatku masih ada untuk almarhum Pak Rifa’i setelah mengetahui arti tai sebenarnya. Ternyata tai dalam Inggris itu tulisannya adalah tie yang artinya dasi. Hehehe.... Almarhum bagiku merupakan profil seeker knowledge sampai mati. Bagaimana tidak, beliau lulus dari program pascasarjana IAIN Walisongo Semarang dan berhak menyandang gelar S.2 dengan  predikat tertua. Ku tahu itu karena wisudanya bareng denganku saat aku menggondol gelar S.1 di almameter yang sama, Subhanallah, contoh yang baik bagi pencari ilmu dan bagiku.


Ada lagi guru yang feminin tegas. Itu tampak dari guratan wajah beliau. Bagiku Ibu guruku itu pelit senyum hehehe… Bahkan pernah berkomentar tegas, “Jangan mentang-mentang anak guru, dengan seenaknya tidak masuk tanpa membuat surat ijin.” Deg! Aku rada marah. Bisa-bisanya beliau –tidak hanya menyindir lagi tapi– menohok diriku. Tapi siapalah aku, ternyata beliau 100% benar, aku memang seperti itu. Maafkan salahku wahai Ibu Guruku. Yang paling mengagetkanku dari Guru al-Qur’an Hadits ku itu adalah saat beliau melafadhkan dengan fasih, jelas, dan nyaring ayat yang berbunyi, “Walaa tai asuu min rouhillaah.”… Lagi-lagi tai. Malah lebih parah lagi, anjing dalam bahasa Jawa juga diucapkan setelah kata tai, weleh-weleh. Apa-apan ini, bisa-bisanya beliau mengucapkan kata itu. Di depan kami lagi yang seharusnya tidak patut beliau selaku guru mengucapkan kata tidak sopan seperti itu. Kawanku ada yang senyum-senyum, ada yang tanpa ekspresi, ada yang batuk-batuk, ada yang melirik pacarnya, ada yang makan permen karet. Kalau aku ekspresinya, melongo, mangap, rada membelalak, untung tidak ngiler. Hatiku tidak ingin percaya tapi telingaku tidak bisa diajak kompromi, dua kata itulah yang terdengar jelas. Hahh..! Namun akhirnya dengan kalem tapi wajah tetap pelit senyum beliau menerangkan arti ayat itu, ”Janganlah engkau berputus asa atas rohmat Allah.” oooo, tapi penasaran arti tai asu itu apa ku simak penjelasan beliau selanjutnya arti kata perkata, wa la: dan janganlah, tai asuu: kamu berputus asa, min rouhillaah: atas rohmat Allah. Kali ini o-nya lebih panjang: oooooooooooooo, bunder. Itu tho artinya. Mudeng aku, ternyata Ibu Guruku tetap terhormat di hatiku. Tidak sejelek dugaan awalku. Beliau adalah Ibu Rodhiyah.

Insya Allah bersambung...