Laman

Kamis, 08 September 2011

LIMA LIMA FIVE 5 – DELAPAN WOLU EIGHT 8 # SEMBILAN SANGA NINE 9 #

LIMA LIMA FIVE 5
Wira sering mentraktir. Nasi goreng, gorengan, rujak, dll. Sudah itu saja di bagian ini.

ENAM NEM SIX 6
Aku memakai baju baru. Dia berkomentar, “New pok kiye Jek? New kiye yo? Newlih… ha…ha…ha…” Sering melucu yang mesum-mesum juga. Maaf demi nama baik dia, tak ku tulis di sini.

TUJUH PITU SEVEN 7
Kali ini tentang bahasa Jawa kramanya yang halus dan bagus. Di suatu acara ketika dia jadi pembawa acara, “Mekaten titi laksana pandonga ingkang sampun dipun salirani dening Bapak KH. Ahmad Hambali. Awit saking menika, kita aturaken gunging panuwun dhumateng Bapak KH. Ahmad Hambali.”

DELAPAN WOLU EIGHT 8
Cerita pertama, namanya Rohamah, mahasiswi UNTUMU dari Wonosobo. Orangnya gagah karena biasa berlatih semi militer di menwa (resimen mahasiswa). Usaha pendekatan (medekate) dijalani. Wira berkunjung ke kosnya tak ditemui. Mau berbicara ketika bertemu di kampus tidak diberi kesempatan. Minta waktu untuk menyatakan cinta, selalu dipersempit. Giliran ada kesempatan bicara di siang hari, maunya sambil berjalan. Wira berucap, “Mah, aku seneng sampeyan.” Jawaban Rohamah bagai sudah dipersiapkan sebelumnya. “Maaf Mas, Amah isek pingin konsentrasi kuliah. Sek durung mikiri itu.” Wira untuk kali kedua di malam harinya di ujung telepon genggam, “Mah, aku bener-bener seneng karo sampeyan.” Jawabnya tetap sama, maaf tak bisa tapi dengan alasan yang berbeda bahwa Rohamah sudah mempunyai kekasih. Marahkah Wira Wiri? Sure! Very-very angry and hungry. Dia tidak terima maka disemprotlah gagang telepon genggam itu dengan ucapan keras tapi tidak kasar dan tidak pakai kaki empat. Hanya kaki dua yaitu ayam yang masih disebut. Semisal menggambarkan adegan itu, iringan musik yang tepat  menurutku adalah “Hancur hatiku … mengenang dikau … hancur berkeping-keping …” Lanjutkan sendiri liriknya ya … karena terusnya aku tak hafal. Bayangkan! Butuh 2 minggu alias 14 hari untuk menetralisasi hati. Syukurlah dia memang punya otak. Dasar cah lucu, dengan entengnya dia mengatakan, “Tenang sob, cinta ditolak dukun beranak.”

#insya Allah bersambung#

Tidak ada komentar: