Laman

Jumat, 09 September 2011

SEMBILAN SANGA NINE 9 #TAMAT#

SEMBILAN SANGA NINE
Sampailah di penghujung cerita. Kali ini Wira Panca bercerita panjang dan ku mendengar. "Jek, targetku kan menikah di usia 27 tahun. Aku mulai serius medekate cewek. Aku ora pak pacaran. Langsung lamar terus nikah. Aku bertemu 'Ainul Jamilah. Ku memanggilnya Inul. Pertama kali bertemu 2 tahun lalu di satu acara organisasi pemuda. Cantik sih. Cempluk. Mata bulat. Cowok yang suka dia banyak. Beberapa kali aku berkunjung ke rumahnya. Bagus penerimaannya. Mungkin inilah yang menyebabkan banyak cowok yang tertarik dengan dia. Sms-sms sering ku kirim. Ba'da Shubuh seringnya. Isi sms berupa kata-kata mutiara. Dia kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam Asli Ora Ngapusi (STAIAON) Pekalongan. Sekarang semester 5. Ibunya seorang Hajjah dan baik bila bertemu denganku. Aku sering melucu bila bicara dengan dia. Dan diapun tertawa. Duh Gusti...giginya...? giginya...? Putih Jek. Satu meter jarakku dengan dia karena ku takut zina 'besar' bila terlalu dekat. Di sofa itu. Di malam itu. Di jam 8 malam. Ku bilang ku tresna dia. Bayangkan Jek! Masih ku ingat hanya 2 menit dia menjawab 'tembakanku' dengan... bisa kau tebaklah. Kali kedua ku ditolak perempuan. Tapi kali ini lebih singkat hanya 1 minggu alias 7 hari ku dapat menetralisasi hati. Sayang efeknya bagaikan tsunami. Trauma. Setahun masih membekas. Duh Gusti... maafkan hamba-Mu yang rapuh ini. Tahukah kau Jek? Setelah jam 9 malam ku pulang langsung ku nyalakan VCD dan menonton Harun Yahya: Keajaiban Penciptaan Manusia. Luar biasa, setelah itu aku masih dapat tidur. Tapi serasa banjir hatiku serasa penuh dengan air. Kau tahu maksudku Jek? Aku belum plong. Setelah bangun tidur ba'da Shubuh ku kayuh sepedaku sendirian dengan tujuan Pantai Wonokerto alias Kisik. Sabtu, ya Sabtu saat itu. Setengah 6 pagi ku pandangi laut. Ku pandangi matahari terbit. Wow... ternyata masih belum tumpah juga. Masih ngganjel Jek. Ku putar memoriku agar menangis. Biarkan orang lain anggap aku cengeng tapi aku harus menangis. Belum juga Jek. Bahkan sangking mangkelnya, Rabb maafkan aku, ku demo Allah. Ya Allah mengapa harus kali kedua kau tolak permintaanku untuk mendapatkan istri shalihah. Tiba-tiba seperempat jam kemudian. Ku ingat, aku belum membalas jasa Ibu. Aku ingat sepenggal syair: Ibu kaulah wanita yang mulia. Derajatmu 3 tingkat dibanding ayah. Kau mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh, merawat, serta membesarkan oh kasih sayangmu iiibuu... Wuuueeshsh... deras tumpah air mataku karena jasamu Ibu belum dapat ku balas. Plong saat itu. Reda. Tenang. Sekarang ku tahu dia menjalin kasih dengan adik kelasku di SMA. Syukurlah dia mendapat kekasih dengan adik kelasku di SMA. Syukurlah dia mendapat kekasih yang baik. Ku tahu itu. Walaupun cemburu tetap ada di hatiku. Jek, ternyata benar cinta tak selamanya harus memiliki. Sudah Ashar, ayo shalat Jek!" Begitulah cerita Wira Wiri kepadaku.

Kauman, 3 Januari 2009
#TAMAT#

2 komentar:

Unknown mengatakan...

tabahkanlah hati anda pak...ALLAH senantiasa akan memberikan jalan yang terbaik bagi kaumNYA...aminn yang terbaik bagi kaumNYA...amin

Unknown mengatakan...

Amin. Terimakasih Pak Didi Sodikun atas motivasinya.