Laman

Minggu, 04 Desember 2011

CURI-CURI PANDANG INGKANG MBOTEN PARENG

Asrama pondok itu aku tinggali 3 tahun. Istilah kerennya Islamic Boarding School. Beralaskan karpet dan tikar yang berdebu karena hanya setahun sekali di cuci di sungai Sastrodirjan Wonopringgo. Bantal bergambar pulau "iler" setia menemani tidur ngorokku. Kecil kamar kami dengan hanya berukuran 3 x 5 meter harus diisi lebih kurang 30 santri. Tumpukan pakaian berserakan di cantolan baju. Seperti pindang kalau kami difoto saat tidur. Ada yang mengatakan "penjara suci"? Aku tidak sepakat dengan istilah itu. Asrama itu tetap aku namakan asrama pondok Islamic Boarding School bagaimanapun  keadaannya. Biar keren begitu maksudku, he he he ...  

Di balik keadaan yang -aku menyebutnya dengan- memprihatinkan itu dan memang santri harus prihatin, ternyata ada yang menyegarkanku. Saat kelas I MA yang kalau sekarang kelas X MA, lewat jendela itu aku turutkan hasrat hormon testosteronku walaupun sekadar curi-curi pandang. Kamar kami tepat dibelakang pojok berlantai papan kayu agak tinggi 40 cm. Jendela yang berjeruji besi kecil terletak tepat di selatan sisi kamar menghadap jalan desa. Sambil ganti baju seragam, kami sangat sempatkan untuk melongok jendela sambil tebar senyum keluar. Ada apa kawan kok harus begitu. So pasti perempuan cantik itu alias pelajar putri cantik itu hendak berangkat ke gang 1 berangkat ke MA Putri. Amboi, vitamin pagi hari. Maafkan kami Kiai, itu sering kami lakukan. Tapi percayalah hanya itu yang dapat kami lakukan dan tidak lebih karena aku tahu perbuatan itu mboten pareng.   

#curi-curi pandang ingkang mboten pareng#

Tidak ada komentar: