Laman

Kamis, 14 Juli 2011

PERGAULAN KUDU HATI-HATI;PRINSIP MENOLAK LAMAR KERI METENG DISIK (”LKMD”)

Sumber:


Allah SWT. menciptakan manusia dari berbagai suku, bangsa, ras, jenis kelamin, serta agama untuk saling mengenal. Lebih sempit lagi bila perkenalan itu antar lawan jenis. Pasti Allah SWT. menjadikan pria berpasangan dengan perempuan. Hal ini normal. Maaf bukan seperti kasus Ryan, sang penjagal.

Paling susah bagi peserta didik di MTs/SMP dan SMA atau yang sederajat. Mereka berusia sekitar 12 – 18 tahun. Rentang waktu itu disebut masa puber (Bidang Keluarga Berencana Dinas Sosial, PM, dan Keluarga Berencana Kabupaten Pekalongan, 2006: 9). Masa ini ditandai dengan ketertarikan fisik antara laki-laki dan perempuan. Dari pandangan mata berlanjut ke perkenalan, curhat, berduaan, yang bila rem blong pasti merugikan gadis. Layu sebelum berkembang. Tragis. Hamil tidak diinginkan. Putus sekolah, malu.... yang ujung-ujungnya bisa berbeda. Ada gadis yang semakin bebas gaulnya dan ada yang bertaubat ke jalan yang lurus. Nah, jelas yang paling rugi adalah pihak perempuan.

Sehingga tidak salah bila al-Qur’an dengan tegas menetapkan, “Dan janganlah kamu dekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. al-Isra’: 32).

Mendekati zina itu berupa segala tindakan yang menjurus kepada zina, seperti berpandangan, berduaan, bergandengan tangan, berciuman, dan seterusnya. (Sholichul Hadi, 2004: 4).

Keingintahuan yang besar ditambah dengan perkembangan hormon seksual remaja menjadikan mereka mencari informasi-informasi yang keliru. Sedangkan pihak yang seyogyanya memberitahu –tanpa mengurangi rasa hormat– seperti orang tua, guru, ustadz/ustadzah, atau kiai, masih kurang perannya dengan alasan tabu. Yo wis, akhirnya situs porno di internet, VCD porno, gambar-gambar porno, dan tayangan-tayangan yang merangsang lainnya telah menjadi virus di otak mereka. Iya kalau remnya cakram, la kalau remnya blong? Kecelakaan jadinya.

Sudah ah, langsung ke alternatif solusi/pemecahan saja. Pertama, zina adalah musuh bersama. Harus dilawan dengan menahan pandangan, tidak berduaan laki-laki dan perempuan di tempat sepi karena yang ketiganya setan; serta tidak melihat tayangan porno. Sulit....? Itu nyanyian setan yang memang musuh nyata dan harus kita lawan. Kedua, kendalikan nafsu dengan kegiatan positiv, antara lain: rujakan bersama dan ikut ekstra kurikuler yang ada di sekolah seperti kru majalah sekolah/mading, pramuka, kesenian, olah raga, PMR, KIR, dan seterusnya. Cara lain berupa puasa dan menahan pandangan. Berat.....? Itulah ujian bagi orang beriman yang mesti kita perjuangkan tiada henti-henti untuk meraih derajat takwa. Jaminannya, selamat dunia dan akhirat, semoga! Wallahu a’lam dan wassalam.

Sumber:
  • Al-Qur ‘an.
  • Tim Penyusun. Buku Sosialisasi Pendidikan Seksual bagi Remaja. Pekalongan: Bidang Keluarga Berencana Dinas Sosial, PM, dan Keluarga Berencana Kabupaten Pekalongan. 2006.
  • Sholichul Hadi. Puaskan Nafsumu dengan Auratku. Jogjakarta: Arina. 2004
  • Dan dari berbagai sumber lainnya.

Rabu, 13 Juli 2011

JANGAN COBA-COBA NARKOBA!

Sumber:
http://winna-ndog.blogspot.com/2010/06/10-
peredaran-gelap-narkoba_16.html
Poster di papan informasi SMP 2 Wonokerto berbunyi “JANGAN COBA-COBA NARKOBA. 15.000 NYAWA MATI SIA-SIA SETIAP TAHUNNYA. RATUSAN RIBU BAHKAN JUTAAN PELAJAR TERGANGGU KEGIATAN BELAJARNYA. PULUHAN RIBU DI ANTARANYA HARUS PUTUS SEKOLAH. RIBUAN ANAK DAN IBU TERLANTAR KARENA SUAMINYA HARUS MASUK PENJARA.”

Imbauan itu tidak bohong karena berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) yang bersemboyan “BERSAMA RAKYAT MELAWAN NARKOBA.”

Narkotika yang Mujibur Rohman Wiradesa pahami adalah kependekan dari narkotika dan obat-obatan terlarang. Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, pakar masalah jiwa remaja berpendapat, narkoba mempunyai dampak terhadap sistem syaraf manusia yang menimbulkan berbagai perasaan. Sebagian dari narkoba itu meningkatkan gairah, semangat, dan keberanian, sebagian lagi menimbulkan perasaan mengantuk, yang lain bisa menyebabkan rasa tenang dan nikmat sehingga bisa melupakan segala kesulitan. Oleh karena efek-efek itulah beberapa remaja menyalah gunakan narkoba yang pasti menimbulkan ketergantungan (kecanduan) para penggunanya. Semakin besar ketergantungannya maka semakin besar pecandu narkoba akan melakukan tindakan kriminal atau menjadi pekerja seks untuk sekadar memperoleh uang pembeli narkoba.

Masih menurut Prof. Sarlito, jenis narkoba yang lebih banyak dipakai remaja dan dewasa muda tahun 1990-an hingga awal 2000-an adalah morphine yang dalam bahasa gaul-nya dinamakan putaw atau PT. Dampak dari pemakaian obat ini adalah ketergantungan yang makin lama makin membutuhkan dosis yang tinggi sampai pada tingkat yang mematikan. Sementara kalau dosis itu tidak terpenuhi, pemakai akan merasakan kesakitan (istilah gaul-nya sakau), sehingga mau tidak mau ia harus mencari obat itu sampai dapat, kalau perlu dengan cara kriminal atau melacurkan diri. Dari pelacuran dan penggunaan jarum suntik (yang dipakai berganti-ganti) inilah terjadi peningkatan HIV/AIDS di kalangan remaja.

Sangat mengerikan bila pemakai sudah kecanduan. Mati muda taruhannya. Mana sekolah belum tuntas lagi. Kan tidak mungkin di kuburan ada sekolahan. Yang rugi ya…. yang sudah kecanduan. Dan sebagian selebritas yang sudah pernah menjadi pemakai dan sekarang sudah tobat alias nyesel abis ya ustadz kita. Siapa lagi kalau bukan  ustadz Jefri al-Bukhori (Uje). Beliau menceritakan kalau memakai narkoba itu enaknya sebentar tapi sakau-nya sakitnya bukan main. Bahkan sang ustadz mengaku kalau beliau pernah paranoid (baca: merasa was-was) seolah-olah polisi akan menangkapnya. Ada lagi aktor ganteng kita Revaldo pernah mampir di Pekalongan. Tapi bukan di mall untuk jumpa penggemar, melainkan mendekam di penjara Panjang Pekalongan gara-gara narkoba juga. Kemudian Gogon (pelawak) yang katanya pernah memperistri perempuan Pekalongan, eee…… ikut-ikutan terjerat narkoba dan sudah dipenjara. Tambah lagi Fariz Rustam Munaf (Fariz RM), pencipta lagu top dan orangnya murah senyum, tak tahunya ketahuan menyimpan narkoba. Polo, Doyok (Pelawak), Roy Marten (Aktor), Ahmad Albar, dan Sammy mantan vokalis Kerispatih (penyanyi), mereka pernah terjerat narkoba dan dipenjara. Dan masih banyak selebritas yang pernah merasakan pahitnya memakai narkoba. Masak sih kita mengidolakan pemakai narkoba. Tidak keren kali!!! Mendingan mengidolakan Rasulullah dong yang tidak pernah mencicipi narkoba secuil pun.

Makanya lawan narkoba dengan tips-tips berikut:
1.      Jangan bergaul dengan pecandu narkoba. Masih banyak kok kawan-kawan yang baik seperti Haryanti, Ristiani, Tri Atika, Edy Susanto, Faeshol Rifai Aldiano, Wargiyanto, de…el…el… Mereka pasti bebas narkoba. Biasanya kita nggak kuat godaan kawan yang membujuk untuk memakainya. Percaya deh banyak ruginya dari manfaatnya bila bergaul dengan para pecandu, oke!
2.      Tetap ibadah. Insya Allah dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. kita akan selamat dunia akhirat.
3.      Tetap belajar. Dengan tekun belajar, kita akan lulus ujian dan tidak akan memikirkan narkoba sedikitpun.
4.      Bila ada masalah apapun maka ber-ikhtiar-lah/berusahalah untuk memecahkannya. Cari bantuan/curhat ke ortu, sahabat, guru, ustadz/ustadzah, atau orang yang lebih dewasa yang dapat dipercaya membantu masalah kita. Lalu tawakkallah dengan berdo’a kepada Allah supaya masalah kita cepat selesai.
5.      Ikut ekstra kulikuler. Di samping menyenangkan, hari-hari kita akan disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang baik untuk saat ini dan masa depan. Potensi dan bakat kita pun semakin terasah. Dapat kawan-kawan yang baik pula.
6.      Punya prinsip yang teguh. Karena tidak semua kenalan kita itu baik hati dan tingkah lakunya. Sedangkan kita masuk surga itu bukan karena siapa-siapa. Iya karena amal kita sendiri. Masak kita masuk neraka hanya gara-gara tidak pede untuk menolak ajakan kawan yang keliru.
7.      Say no to drugs! (katakan tidak untuk narkoba!). Tiga kata kunci untuk narkoba: lawan!!! lawan!!! lawan!!! Karena narkoba pasti banyak dampak buruknya dibandingkan dengan dampak baiknya.

Sebagai penutup, manusia berencana tetapi Allah SWT. yang menentukan segalanya. Selamat berjuang!!!

Sumber:
  • Badan Narkotika Nasional (BNN).
  • Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004.
  •  Dan dari berbagai sumber lainnya.

Senin, 11 Juli 2011

SENYUM ITU SHADAQAH YANG GAMPANG DAN GRATIS

Sumber: http://indigous.blogspot.com/2010/05/
beauty-smile-faces-jilbab-and-muslim.html

Entah mengapa antara teori dan praktik banyak berjauhan. La iyalah, teori kan belum terjadi. Sedangkan praktik bisa diketahui setelah terjadi. Istilah lainnya nih, teori itu qodlo sedangkan praktik itu qodar atau takdirnya.

Kaitannya dengan takdir, tersenyum itu termasuk taqdir. Kita senyum-senyum sendiri di depan cermin itu termasuk takdir. Iya tho, kita tahu sedang tersenyum kan gara-gara lihat wajah kita tersenyum dan itu pasti sudah tersenyum. Jadi kita mengetahui takdir kita sedang tersenyum iya dari melihat wajah sendiri yang sedang tersenyum di depan cermin.

Mengapa ya, kebanyakan orang suka dengan orang yang ditakdirkan murah senyum. Wong orang yang tersenyum itu umpanya cowok yang tidak tampan atau cewek tidak cantik saja banyak orang yang suka kok. Apalagi bila yang tersenyum itu cowok tampan atau cewek cantik, bisa dibayangkan betapa senangnya mata tiap orang yang memandang.

Manusia paling tampan sedunia berdasarkan cerita sejarah yang diyakini oleh Mujibur Rohman Wiradesa adalah Nabi Muhammad, SAW. Keren abis nabi kita itu. Bagaimana tidak! Nabi yang menikah di usia 25 tahun itu terkenal dengan senyumnya yang dapat membuat cemburu para “kucing garong.” Serasa tidak jemu memandang suami Sayyidatuna Siti Khadijah, r.a. itu. Tutur kata beliau dapat menjadikan hati begitu mendamba sinar ilahi yang datang kepada jiwa-jiwa yang tenang dan merdeka. Kejujuran beliau sanggup menjungkir balikkan hati janda super cantik Sayyidatuna Siti Khadijah, r.a. untuk menjadikannya belahan jiwa. Dua alisnya menyatu. Giginya tidak gingsul. Dadanya yang bidang dengan bulu-bulu halus yang begitu indah. Kemudian rambut kepalanya yang hitam legam terurai hingga hampir punggung.

Bentuk fisik beliau memang sempurna. Namun anehnya beliau tidak terlalu tinggi ketika berdiri di samping orang pendek. Tidak terlu pendek saat berdiri di samping orang yang tingginya melebihi tinggi badan beliau. Tidak terlalu tampan saat berdiri bila bersama orang –maaf– jelek, serta sangat ganteng bila wajah beliau bersama wajah-wajah ganteng. Subhanallah. Maha Besar Allah atas segala ciptaan-Nya.

Kiranya, cinta kita kalau bisa ya spesial untuk satu orang. Tetapi kalau senyum, Islam mengajarkan bagilah untuk semua orang. Maaf, orang gila, hewan, tumbuhan, atau orang yang sedang tidur tidak termasuk makhluk yang perlu kita beri senyum.

Ada yang mengatakan, senyum itu membuat terlihat awet muda, menambah sahabat, dan mendapat pahala karena termasuk sunnah rasul. Dan yang terpenting kita menjadi manusia sesungguhnya karena hingga hari ini belum ada seekor hewan pun yang tersenyum. Jadi jelas kita berbeda dengan hewan yang tak mampu tersenyum.

Pernah ditayangkan di televisi salah satu iklan BUMN menampilkan Dian Sastro Wardoyo yang sedang tersenyum bersama iringan lagu ciptaan Fariz RM. Fariz juga tersenyum. Iklan itu begitu menyegarkan sesegar udara pagi hari jam 05.00 WIB. di tengah-tengah sawah Wonokerto. Luar biasa pertanyaan yang diajukan di iklan tersebut, sudahkah Anda tersenyum hari ini? Pertanyaan ini tidak perlulah dijawab dengan kata-kata, tetapi jawab saja dengan ter – se – nyum, dengan posisi mulut menyungging dan hati ikhlas. Tidak haruslah seperti senyum manis Dian Sastro. Percaya atau tidak perbuatan itu langsung dicatat sebagai shadaqah oleh Malaikat Raqib. Lumayan nabung pahala meskipun tanpa mengeluarkan uang Rp100,00 pun. Namun inga’… inga’… cling! Shadaqah memakai uang harus terus dikeluarkan. Harta yang kita habiskan untuk perkara dunia tidak akan mengantarkan kita ke surga. Harta kita yang sebenarnya adalah harta yang di-tasharruf-kan (baca: disalurkan) untuk kepentingan akhirat seperti zakat, shadaqah, infaq, serta waqaf merupakan sebagian contoh harta yang dapat mengiringi kita saat go to paradise (arti: menuju surga). Kita buktikan!

Orang bule mengatakan, Smile! And The World Smiles With You! Terjemah bebasnya + begini: “tersenyumlah! maka dunia pun akan tersenyum untukmu.” Pepatah itu bule lho yang ngomong. Tetapi sekali lagi, sejak + 14 abad yang silam Islam telah menetapkan dan memutuskan bahwa senyum itu berpahala sebagaimana dalam sabda Nabi Muhammad, SAW., “Senyummu atas wajah saudaramu merupakan shadaqah.” (al-Hadis).

Satu lagi tayangan yang mendidik dan mengutamakan senyum yang pernah tayang di TVRI. Tayangan drama berdurasi + 30 menit itu berjudul Keluarga Pak Senyum. Tokoh Pak Senyum diperankan oleh Fuad Baraja yang dulu dikenal sebagai Bapak Si Jun dalam Jin dan Jun. Tokoh Pak Senyum –sesuai namanya– dikenal murah senyum, ramah, punya selera humor, dan banyak sahabat, serta kenalan. Bisnis katering dan kios bukunya sangat berkah (baca: untung, halal, dan uangnya bermanfaat). Benar-benar membawa hoki senyum dari Pak Senyum bagi bisnisnya.

Kesimpulannya, senyum itu gampang dan gratis tetapi insya Allah membawa hoki bagi pelakunya. Di antaranya banyak kawan, mendapat pahala, serta dapat membantu dan melancarkan bisnis dll. Wallahua’lam dan wassalam.

#dari berbagai sumber#

Sabtu, 09 Juli 2011

IMAN ITU BERTAMBAH DAN BERKURANG (YAZIID WA YANQUUSH / UP AND DOWN)

Dari kiri ke kanan: Titiek Suswanti, S. Pd., Selamet Rinasih, S. Pd.,
Yati Arofatun, S. Pd, Dewi Sartika, S. Pd., Setyowati, S. Pd., dan
Ruky Pramelahesti, S. Pd.
(Ibu-ibu Guru SMP 2 Wonokerto berpose saat Perpisahan
kelas IX tahun pelajaran 2010 / 2011.
Sumber: http://www.facebook.com/fela.sitmbem
atau http://www.facebook.com/photo.php?fbid=187107791347609&set=
at.112499835475072.15411.
100001451689725.1669299435&type=1&theater
  

Tidak hanya uang, iman pun bisa bertambah (arab: yaziid) dan berkurang (arab: yanqush). Pendapat itu disampaikan oleh al-Imam al-Ghazali, tokoh aqidah Islam terkenal.

Iman secara bahasa berarti percaya atau yakin. Iman tidak bisa diwariskan oleh orang tua yang bertakwa sekalipun. Kemudian, rukun iman ada 6; Allah SWT., malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabnya-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, serta qadha dan qadar-Nya.

Mayoritas umat Islam sangat mudah percaya rukun iman. Namun sedikit yang betul-betul yakin/haqqul yaqiin terhadap rukun iman secara benar. Maksudnya, mereka hafal rukun iman tapi hanya diucapkan, belum ke hati apalagi taraf praktik tanpa niat pamer.

Iman memang di hati. Hanya Allah yang mengetahuinya. Untuk membuktikannya cukup melihat aspek perilaku sehari-hari. Dengan demikian, iman itu diyakini di hati, diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan. Dalam hal ini banyak yang berhasil mengucapkan (baca: menghafal) rukun iman dan melakukan ibadah ritual. Namun seringkali gagal ke taraf hati. Berhenti di tingkat ucapan dan perbuatan. Kalaupun iman berhasil ke hati, itupun sebatas yakin tetapi tidak seyakin-yakinnya. Kita berlindung kepada Allah SWT. dari perbuatan demikian.

Dalam al-Qur’an, keimanan terkait dengan perbuatan baik (baca: amal shalih). Tingkat keimanan muslim/muslimah sebanding dengan tingkat ketakwaannya. Seringkali takwa diartikan dengan melaksanakan perintah-perintah Allah SWT. dan menjauhi larangan-larangan-Nya (baca: imtitsaalul awaamiri wajtinaabun nawaahii).

Kita sering mengalami saat-saat tertentu begitu giat begitu giat beribadah ritual dan sosial. Namun di saat lain mengalami kelesuan (futur). Inilah yang dinamakan bertambahnya iman (yaziid) dengan giat beribadah, dan berkurangnya iman (yanquush) dengan malas beribadah.

Nabi Muhammad, SAW. telah menetapkan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, merupakan perintah bagi muslim dan muslimah untuk meningkatkan kualitas keimanannya. Bahkan wasiat takwa menjadi rukun khutbah shalat Jum’at, ‘Idul Fitri, ‘Idul Adhha, dan gerhana (bulan atau matahari). Diharapkan para jama’ah selalu diingatkan untuk terus memperbaiki ibadahnya.

Kenyataannya, sebagian umat Islam gagal dalam memacu ketakwaannya. Seringkali mereka terperosok ke dalam perbuatan dosa dan terus berulang. Niat untuk berhenti sebenarnya sudah ditetapkan. Namun tetap saja perbuatan jelek dilakukan. Peristiwa berkurangnya iman ini disebabkan oleh nafsu dan terbujuk rayu setan. Nafsu madzmuumah (jelek) yang dibela setan berhasil mengalahkan nafsu mahmuudah (baik).

Ketidak stabilan ini menyebabkan sebagian orang Islam enggan me-refresh (memperbaharui) taubatnya. Mereka berpikir apa gunanya istighfar berkali-kali tetapi tetap saja mengulangi perbuatan dosa.

Pemikiran tersebut dapat membelenggu orang untuk bertaubat. Ada perasaan banyak dosa atau dosa menggunung yang tak terampuni. Pemikiran ini harus dicerahkan dengan cara; pahami konsep istithaa’ah (sesuai kemampuan).

Istithaa’ah berdasarkan keunikan pribadi tiap muslim yang dari segi ketakwaan berbeda-beda. Dengan demikian, tidak adil kiranya bila preman insyaf disejajarkan dengan kiai. Islam saja membedakan antara muallaf ( orang yang baru masuk Islam dan salah satu mustahiq atau penerima zakat) dengan orang Islam hasil didikan orang tuanya yang sebagian menjadi muzakki (pembayar zakat).

Penawaran konsep istithaa’ah paling tepat ditujukan kepada orang awam yang minim pemahaman keagamaannya. Manfaatnya paling tidak, orang awam yang banyak dosanya, tidak perlulah ditakuti dengan pelajaran menyeramkan tentang pedihnya siksa neraka. Tapi cobalah untuk menawarkan pelajaran; dosa sebesar apapun dapat diampuni oleh Allah SWT. kecuali menduakan-Nya (syirik). Allah SWT. itu Maha Pengampun, Penyayang, akan diterima taubat hamba-Nya yang bersungguh-sungguh bertaubat dan seterusnya. Itulah yang mesti digembar-gemborkan kepada orang awam pendosa.

Kalau boleh usul kepada khatib shalat Jum’at seyogyanya tidak terlalu sering menggunakan kalimat ittaqullaaha haqqa tuqaatih (bertakwalah kamu dengan sebenar-benar takwa). Bertakwa dengan sungguh-sungguh berupa menjalankan perintah Allah SWT. dan menjauhi segala larangan-Nya. Apa sanggup kita? Penulis pun ragu kalau sebagian khatib mampu menjadi haqqa tuqaatih. Alangkah bijak bila khatib shalat Jum’at sering-sering menggunakan wasiat takwa dengan ittaqullaaha mastatha’tum (bertakwalah kamu sesuai kadar kemampuan). Kalimat terakhirlah yang lebih cocok dan tepat untuk semua.

Istithaa’ah di sini bukan berarti harus menghentikan kegiatan berlomba-lomba dalam meraih derajat tertinggi di sisi Allah SWT yaitu paling bertakwa. Sama sekali bukan. Wacana ini sekadar membantu kalangan umum yang maaf, masih jauh dari Allah SWT. supaya terus bertakwa dan bertaubat sesuai tingkat keunikan dirinya yang masih di level “menengah ke bawah” di sisi Allah SWT. Only that!

Demikian pula kepada para penceramah, lebih elok bila sering-sering “membumi” dalam dakwahnya. Kondisi riil masyarakat perlu diperhatikan sebagaimana sabda Rasulullah SAW.: “Berbicaralah Anda sesuai tingkat intelektualitas (pemahaman) tiap pendengar Anda.” (al-Hadis). Untuk lebih konkritnya dapat merujuk kepada metode dakwah fiqh sosialnya Dr. KH. M. Sahal Mahfudh yang mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan memberdayakan warga sekitar kediaman beliau dan menjadikan fiqh klasik yang membumi serta shahiihul likulli zamaan wa makaan (cocok untuk kondisi terkini dan setempat) sebagai landasan ilmiahnya.

Wallahu a’lam.

#dari berbagai sumber#

Rabu, 06 Juli 2011

JILBAB, MASIHKAH DIPERSOALKAN?

Dokumen Pribadi
Jawabannya masih. Paling tidak kita temukan dalam pendapat-pendapat berikut.
Pendapat pertama, langsung dari Allah SWT.:
"Hai Nabi! Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anakmu yang perempuan, dan orang-orang perempuan yang beriman, supaya menutup tubuhnya dengan jilbab, yang demikian itu supaya mereka lebih patut dikenal (jilbab itu ciri khas perempuan mukmin), karena itu, supaya mereka tidak diganggu, Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-Ahzab: 59).
Pendapat kedua, langsung dari Nabi Muhammad, SAW.:
Hadis pertama: "Siapa saja dari seorang perempuan yang melepaskan (membuka) pakaian selain di rumahnya (di luar rumah), maka Allah pasti merobek tirai kehormatan dari padanya." (H.R. Ahmad, Thabrani, dan Bazaar dari 'Aisyah).
Hadis kedua: "Ada dua golongan dari ahli neraka yang siksanya belum pernah saya lihat sebelumnya, (1) Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang digunakan memukul orang (ialah penguasa yang zalim); (2) Perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang selalu maksiat dan menarik orang lain untuk berbuat maksiat. Rambutnya sebesar punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium wanginya, padahal bau surga itu tercium sejauh perjalanan yang amat panjang." (H. R. Muslim).
Pendapat ketiga adalah pendapat Mujibur Rohman Wiradesa:
Jilbab adalah jenis pakaian yang bisa menutup aurat. Sedangkan aurat diartikan dengan bagian tubuh yang harus ditutupi menurut ajaran Islam supaya kita sebagai manusia tidak sama dengan hewan, tumbuhan, dan makhluk Allah lainnya yang tidak mempunyai rasa malu dan tidak berpakaian.
Aurat perempuan berbeda dengan aurat laki-laki. Aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Sedangkan aurat laki-laki adalah sebatas pusar (udel) hingga lutut (dengkul). Perbedaan ini terkadang membuat iri sebagian perempuan yang merasa terkekang, gerah, tidak funky dan gaul, kuno, nyusahin, nyebelin, banyak aturan, tidak simpel, serta puluhan alasan lainnya. Mujibur Rohman Wiradesa turut prihatin kepada para muslimah yang merasa gerah dengan aturan harus berjilbab. Sebagian perempuan berpendapat bahwa mereka tidak harus berjilbab. Muslimah sejati bagi mereka adalah hatinya dan amal ibadahnya. Shalat, puasa, zakat, shadaqah, tolong-menolong, dan seabrek amalan ibadah yang lain toh tetap dilakukan.
Para perempuan itu mencontohkan sebagian perempuan berjilbab tetapi akhlaknya terlaknat. Jilbab Terus Maksiat Jalan (JTMJ). Dan yang paling mengerikan perempuan berjilbab ikut LKMD (Lamar Keri Meteng Disik). Na'udzubillahi min dzalik. "Mendingan kita dong!," ujar perempuan yang tidak berjilbab tetapi sedikit maksiat. "Tidak neko-neko dan sedikit dosanya. Yo pok! Yang penting hantinya Mas!" Secara rasio terkadang alasan mereka yang tidak berjilbab sangat masuk akal. Para idola mereka pun dengan bayaran yang tinggi berani menampilkan keindahan tubuhnya di televisi, majalah, tabloid, dan surat kabar. Perilaku sebagian selebritas itu pun ditiru oleh remaja / siswi pemuja kebebasan. 
Untuk urusan alasan macam-macam, Mujibur Rohman Wiradesa terkadang tidak bisa menanggapi dengan alasan yang kuat. Yang ada hanya pengeyelan. Adapun pengeyelan itu sebagian tertulis sebagai berikut:
Pertama, Mujibur Rohman Wiradesa mengakui perintah berjilbab ini wajib dilaksanakan oleh muslimah di seluruh dunia. Menurut Q.S. al-Ahzab: 59, jilbab dipakai agar perempuan tidak diganggu. Tentunya oleh mata keranjang laki-laki, mulai dari anak-anak hingga kakek-kakek.
Kedua, Nabi umat Islam adalah Nabi Muhammad SAW. Setiap sabda beliau wajib ditaati. Di antara sabdanya berupa larangan membuka aurat di luar rumah. Sanksinya berupa terobeknya tirai kehormatan dan tidak mencium bau surga. Kalau membuka aurat pilihan Anda, kita buktikan nanti di hari pembalasan. Bukannya mengancam, tetapi "urip ning ndonyo iku Mbak, mung mampir ngombe." Ada akhir kehidupan dunia. Pilih menabung pahala atau menabung dosa? Itu terserah Anda. Masalahnya sekarang, sebagian umat Islam sudah tidak takut dosa. Mereka hanya memperturutkan hawa nafsu. Hal ini jelas berbahaya bagi para pencari ridha Allah SWT. Perintah-Nya sudah dilanggar. (baca: langgar di sini bukanlah musholla). Mata lelaki -siapapun dia- selalu ingin melihat keindahan perempuan. Sedangkan sebagian perempuan sangat senang dilihat oleh laki-laki. Ya sudah klop dah. Agama kok cuma baju, yang dipakai bila perlu.
Ada lagi nih:

  1. Jilbab dipakai hanya di sekolah, tetapi ketika di pasar, pusat perbelanjaan, atau di pusat keramaian malah dilepas. Udah deh, mata cowok jelalatan jadinya. Termasuk di antaranya Mujibur Rohman Wiradesa...dikit. Mbok yao... memakai jilbab itu juga wajib dipakai bila keluar rumah dan tidak hanya di sekolah.
  2. Memakai aurat kok pakaiannya ketat (mletet). Sama saja membuka aurat itu namanya. Karena sekali lagi, ukurannya berupa keindahan tubuh perempuan. Hal inilah yang mengundang selera cowok-cowok brondong untuk memelototkan matanya beribu-ribu kali. Hal ini diistilahkan dengan berpakaian tetapi telanjang. Anda kan bukan foto model atau super model yang dibayar saat difoto, memeragakan busana di atas cat walk, serta dipelototin banyak orang. Jelas Anda tidak dibayar ketika memeragakan busana yang ketat atau sedikit terbuka. Menjadi tayangan gratis akhirnya.
  3. Nggak adil dong mojokin perempuan terus. Cowoknya saja yang tidak bisa menahan pandangannya. Kata siapa Non, laki-laki yang tidak bisa menahan pandangannya tidak berdosa. Salah itu. Mereka sebenarnya sedang menabung dosa juga. Mereka berdosa. Sekali lagi mereka juga berdosa. Jadi cowok zaman sekarang memang berat. Ya karena tayangan gratis ada di mana-mana, Inilah mengapa sekarang ini para cowok harus berlatih menahan pandangannya sejak kecil. Ortu, kiai, ustadz-ustadzah, dan guru harus ngawasin tuh.
  4. Di rumah tidak ada aturan dari ortu untuk wajib memakai jilbab. Ya sudah jadi kebiasaan akhirnya. Lebih-lebih sebagian ortu pun tidak berjilbab. Ya gitu deh, menular ke kita-kita. Bagaimana kalau kita bertanya ke ortu kita, menutup aurat itu wajib nggak sih? Apapun jawabannya yang jelas di hati kecil kita seharusnya sudah punya jawaban, yaitu: wajib menutup aurat. Ini perintah Allah, titik.
Simpulan pendapat Mujibur Rohman Wiradesa: Jilbab pakai! Ibadah yes! Maksiat no!
Saya sudahi tulisan ini. Insya Allah berlanjut.


#dari berbagai sumber#