Laman

Jumat, 08 Juni 2012

BALAS

Sumber Foto:
http://www.alexkoti.com/imagem/balas_candy


Senyum balas senyum. 
Cemberut balas cemberut. 
Marah balas marah. 

Untuk apa cemberut kepada orang yang senyum padaku? 
Untuk apa senyum kepada orang yang cemberut padaku? 
Untuk apa ramah kepada orang yang marah kepadaku? 

Ya untuk membuang energiku saja. Padahal ada hal yang lebih berdaya guna yang bisa aku lakukan dari sekadar menyeriusi perilaku negatif itu. 

Sekali-kali beri pelajaran, Kawan. Terutama yang ini, 
Cemberut balas cemberut. 
Marah balas marah. 
Untuk apa senyum kepada orang yang cemberut padaku? 
Untuk apa ramah kepada orang yang marah kepadaku? 

#kawanku bilang, "Emang enak dicuekin?"#

DOGOL

Sumber Foto:
http://www.ngomik.com/chapter/2839/super-dogol-new-local-hero


Selalu saja mudah menyalahkan orang lain atau pihak lain. 

Selalu saja susah menyalahkan diri sendiri atau pihak sendiri. 

Begitu bebal menerima kritik dan begitu sengit menolak untuk introspeksi diri. 

Rasulullah saja memberikan teladan bahwa walaupun tanpa dosa tapi sangat rutin meminta ampun kepada Allah minimal 100 kali setiap hari. 

Nabi Ibrohim saja sampai harus menangis dan bertobat kepada Allah karena pernah berbohong hingga 3 kali sehari. 

Umar bin Khoththob saja harus menangis dan menyesali tindakan bodoh dan konyolnya berupa mengubur bayi perempuannya hidup-hidup sebelum beliau masuk Islam. 

Mereka ahli ibadah, ahli surga dan tanpa dosa. Mereka saja mau mengakui kesalahan dan bertobat. Bandingkan dengan diriku! Jauh dan ketip ibadahku dengan mereka. Belum tentu aku masuk surga dan sedikit sekali tobatku. 

Bagaimana dengan aku dan kita? Hahaha . . . "Maaf ya kalau mengaku salah. Tidak perlulah introspeksi atas perbuatan yang telah dilakukan. Aku dan kita itu tak perlu menyesal, mengaku salah, atau tobat, wong tidak salah kok." Barangkali begitulah diriku dan kita yang terbujuk rayu setan. Sungguh keras dan dogol hatiku dan kita. 

Astaghfirullahal 'azhim . . 

#Tuhan, ampuni dosaku, aamiin#

Kamis, 07 Juni 2012

50%

Sumber Foto:
http://elmundopequeno.wordpress.com/tag/50-off-sale/
50% sudah kubuat. 
50% belum kubuat. 

Alhamdulillah. 

Setengah isi ya 50%. 
Setengah kosong ya 50%. 

Katanya optimis itu melihatnya yang setengah isi. Tapi kok baru 50%. 

Katanya jangan pesimis itu dengan tidak melihat setengah kosong. Tapi kok hanya 50%. 

Tidak ada bedanya antara optimis dengan pesimis. 

Tapi tenang kawan, sebentar lagi kalau isinya ditambah 0,1 saja sudah ada beda menjadi 50,1 setengah isi dan 49,9 setengah kosong. 

Jadi, tetap harus optimis, Kawan. 

#50,1 : 49,9#

STATUS

Sumber Foto:
http://www.stonebone.info/2012/01/status-fb-keren.html

Bukan tentang status lajang, berpacaran, bertunangan, atau menikah. Namun ini tentang status di facebook. 

Statusku tentu saja sebisa mungkin bersifat positif. Kalau pun ada kegalauan di sana semata-mata karena ada rasa bebas menuliskan kegalauan itu di status. 

Isi sebagian status tentu saja pengalaman pribadi. Memang kadang tidak menggunakan kata "aku" tapi beberapa status bercerita tentang aku. Dan yang menggunakan kata "aku" pasti dan jelas itu tentang aku. Status "aku" menitik beratkan rasa diri yang subjeknya itu aku. 

Isi sebagian status yang lain berkisah tentang sebagian yang aku lihat, aku dengar, dan aku amati. Baik yang aku setuju subjek amatan itu atau pun perihal yang tak kusetujui atau tak kusukai. Hanya sebatas kontra dan tak harus mengharap subjek negatif itu berubah. Mencoba kritik ketidak baikan namun jika tidak ya sudahlah atau yo wis ben. 

Wa ba'du, namun terkadang isi status itu tak mencerminkan kepribadianku seutuhnya. Karena isi status terkadang justru menjadi target pribadi yang sangat idealis dan belum dapat aku internalisasikan ke dalam pribadiku. 

#statusku, idealitasku dan asaku#

CERIA

Sumber Foto:
http://www.berbagiidesegar.com/berbagi-sebelum-berbagi/wajah-ceria-adik-adik-panti-asuhan-putri-kalasan/
























Selalu ceria saat dia sebenarnya sakit. 

Ya, dia berhasil mengelabui orang sekitar dari keadaan yang sebenarnya. 

Dia bukan tokoh watak sandiwara. Dia hanya orang biasa. 

Dia merasa kebahagiaan harus dibagikan ke semua orang walaupun kebahagiaan berupa tampilan ceria, walaupun sebenarnya sedang menahan derita. 

Kalaupun dia menampakkan kesusahan, dia batasi hanya untuk keluarganya. 

Luar biasa "manipulasi" tampilan itu telah mengecoh banyak orang selama bertahun-tahun. 

Adakah salah pilihannya? Tidak menurutnya. Tanggapan orang dia tak peduli karena itulah pilihannya apapun penilaian orang. Toh selama ini tak ada masalah soal pilihannya itu. 

Prinsip yang semata-mata ingin orang lain melihatnya ceria walaupun di dalamnya derita. 

Tidak ada niat untuk membohongi orang lain tapi hanya ingin orang lain melihatnya bahagia walaupun sebenarnya menderita. 

#luar biasa, bahagia di balik derita#

KELULUSAN


Sumber Foto:
http://www.bedanews.com/smkn-1-garut-berhasil-lulus-100-persen

Peserta didik lulus semua bergembira.
Peserta didik tidak lulus semua sedih.
Coret-coret baju, karena aku belum pernah, apakah menggembirakan pelakunya?
Barangkali menyenangkan kalau dilihat-lihat olehku.
Sebagian remaja akan mengikuti tren yang ada.
Tapi sebagian lagi lebih memilih untuk mengikuti prinsipnya dengan tidak mencoret-coret baju.
Namun sebenarnya tren itu bisa diatur oleh pihak sekolah.
Tren ala sekolah yang pernah aku lihat di tivi adalah mencebur bersama di laut dan siram-siraman di laut.
Tren religius juga ada dan di tivi banyak sekolah yang melakukan itu yaitu sujud syukur bersama.
Ada pula yang memakai pakaian tradisional saat hari pengumuman kelulusan.
Namun nampaknya coret-coret baju dan konvoi motor masih dipilih sebagian “besar” peserta didik yang lulus.
Menurutku tidak ada yang bisa melarang.
Yang bisa dilakukan adalah polisi tetap menjaga ketertiban lalu lintas saat mereka berkonvoi.
Kalau luka parah bahkan tewas karena kecelakaan lalu lintas saat konvoi, ya tanggung sendiri risikonya.

#eforia kelulusan yang dahsyat dan tidak mengganggu ketertiban adalah tetap dengan sujud syukur#