Laman

Jumat, 05 Desember 2014

Dukung MK

Sumber Foto: http://nadyax2-mahkamah-konstitusi.blogspot.com/2012/11/pengertian-mahkamah-konstitusi.html
Aku berharap, Mahkamah Konstitusi (MK) tidak dibubarkan oleh para pembencinya. Betapapun terkadang keputusannya pahit dan menyakitkan bagi pihak yang kalah. Tuhan, lindungi MK dari kejahatan dan tipu daya makhluk-makhlukMu. Catatan: kelahiran MK dibidani oleh #GusDur.

#GusDurian.

Acara Suguhan yang Unik

Reda Erning Cahyani. Sumber Foto: http://thofen.blogspot.com/2013/09/reda-erning-cahyani.html#more

Aku mendatangi acara yang entah acara apa. Masuk ke ruangan depan aku dikagetkan dengan berjajarnya nasi dan lauk untuk berkat. Ada daging, telur, mie, dan megono. Lebih kaget lagi ada aturan unik. Berkat akan diberikan sesuai dengan selera tamu. Dipersilakan untuk memilih lauk yang disukai. Bukan prasmanan atau standing party yang bisa mengambil sendiri. Tetapi bagaikan makan di warung yang dilayani penjual. Sungguh acara suguhan yang unik. Baru kali ini aku mengalaminya. Tapi kekagetanku tidak berhenti di situ, yang mengejutkanku lagi dan ini yang aku senang bercampur heran adalah saat dia, ya dia, perempuan cantik yang aku kenal sejak enam tahun lalu yang mengambilkan lauk pauk berkatku. Perempuan yang setahuku selalu sopan kepadaku karena dia muridku. Salehah tapi gaul. Aku masih tergeragap saat dia bertanya, "Ngersakaken lauk napa, Pak Mujib?" Aku tak menjawab karena masih mempertanyakan benarkah dia yang menyiapkan berkatku. Setelah itu tiba-tiba aku terbangun dari tidur malamku. Shubuh telah tiba. #mimpi_berkat.

Wiradesa, 21 September 2014.

Takdir & Segudang Mercy

Sumber Foto: https://indonesiaproud.wordpress.com/2010/10/01/vanvolker-enterprise-perusahaan-knalpot-purbalingga-yang-produknya-dipakai-mercedes-benz/

Berjuta ingin memberondong otak.

Sebagian meluber ke hati.

Sudah tersampaikan segala ingin itu.

Sudah dipecah-pecah praktik menuju ingin itu.

Membisu ulahnya malah menelan ludah.

Sudah terlanjur terngiang di telinga.

Sudah tampak oleh mata.

Sedang takdir sungguh hanya milik Tuhan.

HambaNya terus berharap, lari, dan finish.

Jejak pun tampak tercetak selaksa rupa.

Indah wujud ingin yang finish dan lelah bagi yang henti di jalan.

Masih tak terjawab sampai kapan karena Tuhan berkehendak belum, atau malah tidak.

Sudahlah, nyatanya sepiring nasi belum disyukuri malah minta segudang mercy.

Wiradesa, 16 September 2014.

Rahasia & inyong

Sumber Gambar: http://www.catatanrahasiaku.com/kirim_cerita.php

Rahasia: "Apakah kau punya aku, Jib."

inyong: "Jelas punya tho yo, kau itu kudu ada pada inyong. Kok tanyanya gitu?"

Rahasia: "Ndak. Lagi pengen kepo saja, hehe.. Terus, apakah segala hal kau akukan?"

inyong: "Tidak semua inyong kaukan ow. Ada yang inyong buka kepada beberapa orang. Terutama bagi keluarga, sahabat, atau orang-orang yang inyong sayang."

Rahasia: "Komunikasi terbuka dong kalau begitu?"

inyong: "Tepraattt.. Eh, tepat ding. Hehe.. Komunikasi I'm oke, You're oke. Ada yang bilang, 'Jangan ada dusta di antara kita.' Iki opo tho jane?"

Rahasia: "Lah, lalu bagaimana dengan privasimu, Jib?"

inyong: "Tetap ada yo. Akan inyong tetapkan mana yang privasi dan mana yang publik. Sudah ah, tanya mulu. Kasih dong wejanganmu ke inyong?"

Rahasia: "Tetap jaga aku kalau itu aku hahaha... Jadilah orang yang amanah untuk menjagaku."

inyong: "Huuu.. Kalau itu pastilah. Tapi inyong itu paling benci kalau ada oknum yang inyong benci tapi kepo kuadrat. Gak banget."

Rahasia: "Derita loe, hahaha.."

inyong: "@?/%€=?!!"

Wiradesa, 14 September 2014.

Sombong; Langit, Gunung, Laut, & Iblis

Sumber Foto: http://wisatamaluku.wordpress.com/wisata-provinsi-maluku/pulau-gunung-api-banda/

Aku sedang melihat langit tapi kok pintunya tertutup. Aku kesulitan membuka pintu langit. Kunci untuk membukanya belum bisa aku pegang dengan baik. Kunci itu kadang di tangan tapi lebih sering lepas tangan. Lalu aku mencoba menatap gunung. Dia terlihat gagah tapi gemetar manakala ayat-ayat Tuhan hendak diturunkan kepadanya. Takut teramat sangat, merasa tidak pantas menerima wahyuNya. Pandanganku beralih ke laut yang airnya banyak. Padahal bila air laut itu untuk menuliskan ilmu Tuhan, pasti teramat sedikit ilmuNya tertulis. Air laut habis tapi ilmuNya masih tersisa sangat banyak. Apa yang kita sombongkan? Tak usahlah meniru iblis si sombong itu.

Wiradesa, 11 September 2014.

Engkau, Para Bidadari, Para Putri Duyung, & Para Badut

Sumber Foto: http://kostumbadut.wordpress.com/category/uncategorized/

Di atas bantal terhampar segala impian. Pernah terbang di awan tempat para bidadari menari. Juga menyelam di dasar laut tempat para putri duyung mengibas-ibaskan ekornya. Saat terbangun, tampak para badut yang menghibur tak kenal lelah memburu harta. Di atas bantal ini tampak pula pesonamu yang tak terpengaruh limbah kemunafikan. Engkau tidak bertopeng tanpa kehilangan budi pekerti. Antara ucapanmu & tindakanmu nyaris tanpa pertentangan. Engkau tidak takut dikucilkan bahkan oleh para bidadari, para putri duyung, & para badut. Engkau hanya berkawan dengan kejujuran yang semakin susah ditemukan.

Wiradesa, 10 September 2014.

Aku yang lucu? Ataukah negeri ini yang lucu?

film-alangkah-lucunya-sc-web
Sumber Poster: https://haitami44.wordpress.com/2013/05/25/review-film-sisi-edukatif-sosial-dan-agama-dalam-film-alangkah-lucunya-negeri-ini/

Aku pernah terdiam berjam-jam. Dengan pikiranku berjalan ke rumah itu. Meneliti lebih jauh apa yang engkau tertawakan. Apa sebenarnya yang engkau tertawakan. Apakah aku yang lucu? Ataukah hanya menertawakan kegalauanku? Aku coba tanyakan kepadamu tapi jawabannya hanya tawamu yang terus menggema. Baiklah. Aku coba menduga tawamu mungkin karena lucunya negeri ini. Ada yang kalah pilpres balas manuver dengan memundurkan demokratisasi negeri. Ada yang kaya malah "minum" bbm-nya orang miskin. Ada yang korupsi malah senyum lalu tertawa di tv & foto media. Negeri apa ini? Negeri kok lucu begini. Pantas saja engkau tertawa. Tapi aku harap dugaanku keliru. Engkau tertawa bukan karena lucunya negeri ini. Tapi karena aku yang memang lucu bahkan dalam kegalauan sekalipun, hehe..

Wiradesa, 9 September 2014.

PERUT LAPAR & PERUT KENYANG

Frustrated Boromir : Oray, Mulai Lapar ,,, - by Anonymous
sumber: foto: http://www.memegen.com/meme/k2ab9t
Saat Nabi Muhammad SAW. lapar, beliau mengganjal perutnya dengan batu. Para sahabat pun menanyakan tindakan RasuluLlah tersebut, "Lho kok bisa?"

Rasul ingin mencontohkan tidak hanya pentingnya puasa, tapi mencontohkan bagaimana menyederhanakan urusan perut lapar.


Bisa jadi perut lapar bahkan kelaparan bagi sebagian pembaca status ini tidaklah ter
jadi. Namun tahukah bahwa masih ada saudara kita yang untuk makan genap 3 kali sehari saja masih susah direalisasikan. Adapula yang terpaksa makan nasi aking.

Bukan perkara harus bagaimana dengan orang-orang lapar. Tapi bagaimana kita berempati dengan mereka yang kelaparan. Caranya pun tidak harus berbagi makanan. Bisa juga dengan cara makan & minum secukupnya atau sekadarnya & tidak berlebih-lebihan. Kuluu wasyrabuu walaa tushrifuu. Lalu bersyukurlah atas perut yang kenyang. Namun bila masih ada yang kelaparan, maka kewajiban bagi perut kenyanglah untuk berbagi.

Wiradesa, 8 September 2014.