Laman

Minggu, 01 Februari 2015

Dicoba ditanyakan kepada rumput yang kadang bergoyang dan kadang tidak, mengapa bisa begitu? (Tentang Kendala)

Sumber Foto:
https://izzawa.wordpress.com/2011/05/06/
bijak-menghadapi-masalah/
Ingin itu, kendalanya A hingga Z. 

Itu kendala asli atau dibuat-buat? Kalaupun itu kendala asli, mengapa tidak diatasi satu per satu? 

Atau jangan-jangan telah nyaman dengan kendala-kendala itu kemudian sengaja tidak menyelesaikannya? Lebih suka tidak mencapai keinginan yang dituju dan memilih bernyaman-nyaman dengan kendala yang ada? 

Sungguh absurd, juga aneh. Mengapa bisa nyaman dengan kendala? Sudah frustasikah? 

Sebagaimana dilihat, dari tampilannya tidak menunjukkan kendala apapun. Padahal sejatinya itu upaya mengelabui khayalak. Menyimpan kehitaman di balik senyam-senyum wajah. Peran misterius yang luar biasa natural. 

Dicoba ditanyakan kepada rumput yang kadang bergoyang dan kadang tidak, mengapa bisa begitu? Tidak ada jawaban, heuheu.. 

Wah, serius sekali Anda membacanya. Sudahlah, tulisan ini sekadar refleksi yang solusinya sebenarnya sudah ada. Itu saja njih. Hehe.. 

Wiradesa, 17 November 2014.

Dari Terbuka Menjadi (Relatif) Tertutup

Sumber Gambar:
https://rahmanwahyu.wordpress.com/2012/03/16/rw-71-selagi-masih-ingin-bicara/


Perubahan sudah dan tengah terjadi. Dari yang tadinya terbuka menjadi (relatif) tertutup. 

Engkau tak tahu karena sekarang tertutup. Kalau dia tahu karena dulu terbuka. 

Terbuka dalam berkomunikasi tidak menjamin berhasilnya suatu hubungan bila tidak ada komitmen di dalamnya. Itu dulu. Sekarang pun sama. (simpulan sementara). 

Engkau berkeyakinan ada pintu yang tak boleh dibuka bila akan membuka ruang pribadimu. Betapapun orang lain sangat ingin membukanya. 

Demikianlah, sudah sewajarnya manakala keterbukaan diberlakukan bila sudah ada komitmen dan janji setia. Bila belum, yang ada adalah pembukaan ranah pribadi yang sia-sia dan buat apa? (simpulan sementara). 

#terbuka_menuju_relatif_tertutup. 

Wiradesa, 15 November 2014.

"Tolong tinggalkan aku! Aku masih ingin sendiri."

siluet-muslimah-laut-biru-sore
Sumber Foto:
https://ervakurniawan.wordpress.com/category/kumpulan-cerita-nasehat/page/3/

Aku pun menemuinya sedang duduk sendirian di pinggir pantai. Wajah cantiknya berubah muram. Tampak menyimpan kegundahan hati. Matanya menatap kosong deburan ombak. Lalu dengan hati-hati aku bertanya, "Masihkah engkau mengingatnya?" Sesaat tidak ada jawaban. Hanya suara ombak menambah elegi di sore itu. Sambil terisak menangis, dia menatapku dan berujar, "Tolong tinggalkan aku! Aku masih ingin sendiri." Aku pun pergi darinya sambil berkata di hati, ternyata dia tidak mudah move on. Tuhan, tolong bantu dia. 

Wiradesa, 13 November 2014.

Tak mbulet bisa bikin "nyes" #yakNah

pengusaha tepat sasaran
Sumber Gambar:
http://pemudawirausaha.com/2013/08/28/pengusaha-harus-mampu-manfaatkan-momentum/

Kadang bukan bahasa indah dalam beretorika yang diperlukan buat meyakinkan orang lain. Karena kadang ungkapan langsung tak mbulet-mbuletlah yang sangat diperlukan guna menarik hati seseorang. Diselipi humor dan romantisme antimodus bisa menambah "nyes" di telinga. #yak_nah #embuhlah 

Wiradesa, 11 November 2014.

Justru itu, ...

Sumber Gambar:
http://punkjack2000.blogspot.com/2014/04/kritik-bukan-menghina.html

Justru itu, di saat dosa menumpuklah hamba Tuhan harus lebih mendekat kepadaNya. 

Justru itu, kritik membangun adalah jamu atau pil pahit yang menyehatkan. Tapi kalau kritik merobohkan, hmm.. abaikan! 

Justru itu, hamba Tuhan selain Nabi, banyak salahnya. Sehingga mengherankan bila masih ada individu atau kelompok yang mengaku paling benar sendiri disertai dengan menyalah-nyalahkan pihak yang berseberangan pendirian dengan mereka. 

Justru itu, alih-alih manusia biasa, para nabi dan rasul pun banyak pembencinya. Hadapi saja dengan bukti berupa perilaku atau perbuatan baik (akhlak terpuji). 

Wiradesa, 9 November 2014.

Tentang Teng Tong Tang

Sabar dan Komitmen
Sumber Gambar:
https://achmadanwar.wordpress.com/2013/06/17/2-sahabat-sabar-dan-komitmen/

Tentang PHP; pernah sih me-ha-pe-in perempuan. Sekarang tidak mau lagi. Tidak enak. Sungguh. 

Tentang ikhlas; tidak usah digembar-gemborkan ke penduduk bumi. Biarkan Tuhan yang Mengetahui. 

Tentang kamu; mengapa sih kamu begitu? Hehe.. Ya begitu-begitu. Tapi aku hormati karena itu hakmu. 

Tentang surga; jalan menujunya susah. Karena surga terseleksi hanya untuk orang beriman dan bertakwa. 

Tentang perempuan; tidak akan menodainya karena bukan mahram. Harus dijaga kehormatannya. 

Tentang cinta; tidak akan mengumbarnya dulu sebelum komitmen itu betul-betul aku praktikkan. 

Wiradesa, 7 November 2014.

Hehe & Galau

Gambar kata kata galau bahasa inggris
Sumber Gambar:
http://inforemajaterbaru.com/kata-kata-galau-bahasa-inggris-dan-artinya-terbaru.html/gambar-kata-kata-galau-bahasa-inggris

Hehe: Lau Galau, mengapa kamu menjangkiti manusia? 

Galau: Suka-suka aku dong ah. Apa urusanmu, Hehe? 

Hehe: Kamu sungguh terlalu. Telah membuat manusia merana. Wajah-wajah murung dan muram melanda galauers. Bahkan sebagian mereka meningkat ke depresi dan berpotensi bunuh diri. 

Galau: Ya biarin. Wong tugasku itu membuat galauers seperti itu kok. Mestinya mereka sadar, bahwa setelah aku pasti akan datang kamu. Ada dua kamu dan satu aku. Setelah susah pasti datang kemudahan. Aku itu cobaan keimanan bagi galauers. Ya harus sabar saat aku datang. 

Hehe: Tapi kan kasihan, Lau? Mbok jangan keterlaluan begitu. 

Galau: Hehe.. Perhatikan ya, Tuhan tidak akan membebani hambaNya dengan cobaan melebihi kemampuannya. Aslinya sih aku pergi kok dari mereka cukup dengan sabar, shalat, dan terus cari solusi untuk mengatasi masalahnya. 

Hehe: Wah, tidak aku duga. Ternyata kamu sangat bijak ya. Tidak semuram namamu. 

Galau: (sambil nyengir) Hehe, kadang-kadang. Tapi lebih banyak nyebelinnya, heuheu.. 

Wiradesa, 5 November 2014.

Engkau Memesona

Sumber Foto:
http://zonexpose.blogspot.com/2014/07/
wanita-cantik-berhijab.html
Engkau memesona di hadapan pria. Tapi apakah juga memesona menurut Tuhan? Aku tidak tahu. Karena yang aku tahu engkau penuh pesona. 

Engkau baik. Sangat baik malah. Saking baiknya, engkau masih mau berkomunikasi denganku yang bukan siapa-siapamu. Aku kira, engkau masih berbaik sangka kepadaku. Barangkali karena aku guru yang mengajarkan kebaikan. Padahal guru juga manusia yang kadang memiliki sisi gelap. Tapi itu hakmu karena engkau ingin baik kepadaku. Bagiku itu sudah cukup. 

Aku tidak berhak mengadilimu. Karena itu wilayah Tuhan. Yang bisa aku lakukan, sama sepertimu, menjaga hubungan baik kita, semampuku. Ya, karena bagaimanapun berbuat baik itu butuh keajegan dalam perjuangan yang penuh godaan. Semoga aku bisa menjaga kebaikanku kepadamu. 
#fiksi_belaka #khayal 

Wiradesa, 3 November 2014.