Laman

Minggu, 09 Agustus 2015

Melihat ke Beberapa Penjuru

Ke atas = Naik
KE Bawah = Turun
Ke Depan = Maju
Ke Belakang = Mundur
Ke Dalam = masuk
Ke Luar = ??? ada yg bisa menjawab?
Sumber Gambar: http://www.pulsk.com/239931/Ke-atas--NaikKE-Bawah--TurunKe-Depan--MajuKe-Belakang--MundurKe-Dalam--masuk.html

Melihat ke atas, silau.
Melihat ke bawah, empati.
Melihat ke samping, senasib.
Melihat ke depan, terjal.
Melihat ke belakang, miris.
Melihat ke dalam, kotor.
Melihat dirimu, wow.

Tak melihat aku tak mampu, karena nyata di depan mataku.

Wiradesa, 21 Mei 2015.

Hari Buku Nasional 17 Mei

Sumber Gambar: http://www.kaskus.co.id/thread/5557dbab5a516338768b4568/?ref=postlist-282&med=hot_thread

Hari Buku Nasional itu hari ini, 17 Mei.
Dulu aku suka beli-beli buku gitu.
Kitab-kitab kuning, aku kategorikan buku juga, yang aku tidak bisa membacanya itu, juga aku beli, miliki, dan koleksi.
Tidak banyak sih koleksi bukuku. Sebagian malah sudah hilang ditelan zaman.
Jenis buku yang aku suka kok yang populer-populer gitu. Semacam psikologi populer dan novel populer.
Sayang sekali, sekarang ini aku tidak lagi baca-baca buku. Aku lebih sering baca, like, dan sesekali komentar atas status dan foto teman-teman fb ku. Baca-baca tweet juga dah.
Dulu, waktu aku usia SD, bapakku selalu bawa majalah Krida. Aku kulik-kulik majalah itu. Dulu juga di Al Amin, ada koran Berita Buana dan Harian Terbit yang sering ditempel di papan tempel.
Mungkin itu yang menjadikanku, dulu, suka baca. Dan sekarang aku tidak banyak baca buku lagi, kecuali itu tuh kemarin aku baca buku absurdnya Raditya Dika, Koala Kumal judulnya. Tertawa kecut aku dibuatnya. Absurd dan gokil itu si Radit.
Cukup dulu bukunya, eh, coretannya ding.

Kekhususan yang "Keliru" dan Kemiskinan yang "Nelangsa"

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJTDBWlaJq7OS9jZwj3O_Mx39fVpI29g-s71u6YqMTUjOgjqT9zsyB-QE8z_qc2ZP7YSJT7k97qiBnu2XhXH6S-Q1ivIb-Z8mkPBp76HWxDVcQBfKdLWj09UY1F_o3jbjzJZbSkpLJaRZc/s1600/refleksi-diri.jpg
Sumber Gambar: http://secarikdansecangkir.blogspot.com/2014/09/wajah-pertanian-dan-refleksi-diri.html

Dalam beberapa hari ini aku berpikir dan merasa:
1. Ada yang salah dengan diriku ini. Bukan karena kekhususan diriku tapi karena keumuman mereka yang pernah melakukan peristiwa penting dan mereka bisa. Sedangkan jumlah orang sepertiku masuk dalam kategori minoritas. Asumsinya adalah saat banyak orang bisa melakukan A sedangkan aku beserta orang-orang sepertiku tidak memilih A, bisa B, C, atau Z, maka ada yang perlu dikoreksi dalam diriku dikarenakan tidak umum.

2. Cinta harta di tengah-tengah orang-orang yang kurang harta terasa memilukan. Bisa jadi ada rasa iri dari si miskin, bisa jadi ada rasa nelangsa, meratap, atau pasrah dari kemiskinan yang diderita saat manakala si kaya dilihatnya menikmati kekayaannya. Ada iitsaar yang tercabik di sini. Si miskin sudah berusaha tapi rizkinya belum kunjung tiba. Di saat itulah ada zakat dari si kaya untuk si miskin dan 7 penerima zakat lainnya. Pedulikah? Ada yang peduli, tapi banyak juga yang tidak.

Wiradesa, 12 Mei 2015.

HASIL LOMBA KEAGAMAAN SPENDUKER 2 MEI 2015

Sumber Foto: http://referensi.data.kemdikbud.go.id/tabs.php?npsn=20323521

Cabang Lomba:
Nama | Kelas | Nilai | Juara

Cerdas Cermat Islam:
Ismaul Janah, Risqi Amalia, & Ana Rokhimatul Khasanah | 8.4 | 940 | 1
Jaka Suryana, Ika Musyarofah, & Naila Sakinah | 7.1 | 910 | 2
Bella Aprilia, Diah Nurmala Dewi, & Rizal Okiyanto | 8.2 | 875 | 3

Tilawah Qira'ah Putra:
David Dzaki Rohman | 8.2 | 535 | 1
Akhmad Tokhaeri | 8.4 | 500 | 2
Muhammad Turkhamun | 8.1 | 465 | 3

Tilawah Qira'ah Putri:
Miftakhul Janah | 7.3 | 539 | 1
Wirdaningsih | 8.2 | 510 | 2
Suhesti Tri Mulyaningsih | 8.3 | 465 | 8.3 | 3

Kaligrafi Putra:
Muhammad Syaiful Amri | 8.4 | 282 | 1
Muhammad Saeful Anand | 7.5 | 272 | 2
Khaerul Aziz | 7.4 | 227 | 3

Kaligrafi Putri:
Efita Andriyana | 8.3 | 249 | 1
Dwi Fitrotul Aida | 7.1 | 245 | 2
Nada Suci Berliana | 7.4 | 207 | 3

Pidato Putra:
Rizqi Khalan | 7.2 | 528 | 1
Kurniaji | 8.5 | 525 | 2
M. Sayfuddin | 8.1 | 520 | 3

Pidato Putri:
Rena Anzahra Darais | 7.2 | 554 | 1
Elsa Safinatunnajah | 7.3 | 548 | 2
Sela Yuliana Putri | 8.3 | 530 | 3

Selamat untuk para pemenang.

Wiradesa, 10 Mei 2015.

(Tidak) Ada Tapi di Sini

http://salmanitb.com/wp-content/uploads/2011/09/IMG-20110926-00057.jpg
Sumber Foto: http://salmanitb.com/2011/09/29/desa-mandalamekar-wujudkan-rahmatan-lil-alamin-dengan-penghijauan/

Berjalan ke utara
menemui kutub
tapi terjebak rob.

Jalan pintas
bergelombang
tapi asyik bergoyang.

Naik opera
terbatuk-batuk
tapi sampai juga.

Ramai sekali
dalam pikiran
tapi hening di suasana.

Tidak seberapa jauh
dari peraduan
tidak ada tapi di sini.

Wiradesa, 4 Mei 2015.

Lampu Sign ke Kanan Belok ke Kiri

https://edorusyanto.files.wordpress.com/2011/06/lampu_sen_retro.jpg
Sumber Foto: https://edorusyanto.wordpress.com/2011/06/15/manfaat-lampu-isyarat/

Ya, dua kali aku persis di belakangnya. Dua pengendara motor itu sama-sama menyalakan lampu sign /reting euy ke sisi kanan. Itu artinya pasti akan belok kanan. Tapi kepastian itu seketika musnah pemirsa, manakala dua pengendara itu dengan tenangnya membelok ke arah kiri.
Suka-suka sih suka-suka. Tapi masalahnya:

1. Buat apa ada lampu sign kanan dan kiri di motor kalau fungsinya dibolak-balik.

2. Aku duga pengendara lupa mematikan lampu sign saat harus belok lagi. Mungkin sebelumnya pengendara itu memang benar-benar benar: belok kanan dengan lampu sign kanan.

3. Sudahlah, soal lampu sign ini tidak usah diperpanjang lebar ye. Niatku hanya menuliskan saja atas kejadian yang tidak penting ini di fb sini. Apalagi tidak ada laka lantas di tikungan tadi, bukan? Jawabku: iya. Jawabmu: seterah layau.

Wiradesa, 29 April 2015.

Laki-laki Pengeluh

Sumber Foto: http://pkp-soundofshare.blogspot.com/2014/04/10-hal-yang-bisa-membuat-laki-laki.html

Mengeluh itu terstigma lemah, tidak pantas, dan cemen.
Padahal ayat suci mengatakan bahwa makhluk Tuhan bernama manusia itu mudah mengeluh.
Ya pasti, karena satu-satunya "hewan" yang bisa berpikir adalah manusia. Al-insan hayawanun nathiq. Sedangkan mengeluh lebih banyak berasal dari aktivitas berpikir dan merasa. Tepatnya sih berdasarkan perasaan.
Ada sih hewan asli yang bisa berpikir dan merasa. Ada kan di film-film Hollywood itu, yang artis perannya semuanya hewan dengan pengisi suaranya (dubbernya) adalah manusia.

Laki-laki, bagian dari manusia, yang mengeluh dianggap lemah, tidak pantas, dan cemen.
Siapa pula yang menstigma demikian. Tidak adil rasanya bahwa mengeluh hanya boleh dilakukan oleh perempuan.
Seolah-olah laki-laki tidak boleh berkarakter melow-melow gitu, heuheu..
Terpaksa deh laki-laki yang mengeluh menyembunyikan rasa sedihnya, kecewanya, dan muramnya di hadapan manusia, terutama di hadapan, ehem, perempuan.
Laki-laki pengeluh banyak yang memakai topeng. Sekian.

Wiradesa, 28 April 2015.

Bagaikan Katak dalam (Tiga) Tempurung

Sumber Gambar: http://ayahara.abatasa.co.id/post/detail/22152/bisa-tetapi-tidak-mau.html





Bagaikan katak dalam tempurung.
Kali ini tempurungnya ada tiga.
Pintunya pun berjumlah tiga lengkap dengan daunnya.
Katak loncat-loncat bila pindah-pindah ke antar tempurung.
Katak yang wajar yang biasa loncat karena bila pakai pesawat terbang maka pesawatnya yang menolak.
Karena penumpang pesawat 'kan manusia, bukan katak.
Di samping itu, tempurung tidak memiliki bandara.
Pintu tiga tempurung berjumlah tiga.
Di samping tempurung, ada pohon yang tersenyum dengan rantingnya.
Kriuk-kriuk gitu bunyinya.
Senyum yang memiriskan.
Masih tiga pintu tempurungnya.
Ramai di dalamnya dengan partinya.
Asal suka, transaksi mulus tak ternoda.
Padahal transaksi itu adalah noda itu sendiri.
Itu yang mulus. Ada juga yang bopeng-bopeng.
Karena tempurung tempat segala muka.
Ada yang senyum seperti senyum ranting pohon yang memiriskan itu.
Ada pula yang muka cerah tanpa dosa saat bertransaksi mulus.
Di tiga tempurung itu penuh dengan kebaikan yang berkarib dengan keburukan.
#gueresekkalolagilaveerr

Wiradesa, 25 April 2015.