Sumber: |
Minggu, 11 Desember 2011
Sabtu, 10 Desember 2011
TAHAN BAB SELAMA 2 HARI
Kepanjangan KKN pada zaman almarhum Gus Dur menjadi presiden adalah Kanan Kiri Nuntun. Karena harus ada orang yang menuntun saat Gus Dur berjalan. Kepanjangan KKN dalam konteks politik ketatanegaraan adalah Korupsi Kolusi dan Nepotisme. Satu tindakan negatif penyelenggara negara yang menambah derita warga miskin. Kepanjangan KKN bagi mahasiswa adalah Kuliah Kerja Nyata. Satu tugas kemasyarakatan mahasiswa yang harus dilaksanakan agar dapat lulus sarjana strata 1.
KKN ketigalah yang akan dibahas di sini. Bukan masalah keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program KKN yang akan diuraikan. Sama sekali bukan. Tetapi masalah sepele tapi membuat kami harus menahan diri hingga 2 hari. Masalah buang air besar (BAB).
Saat aku dan kawan-kawan (baca: kami) tiba di desa lokasi KKN, desa Gerdu kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara, sudah sewajarnya bila kami harus BAB demi kesehatan. Namun dasar kami pemalu maka BAB harus ditunda selama 2 hari dari kedatangan kami. Pasalnya, WC di rumah Pak Inggi / Pak Kades terletak di luar rumah bagian kebun belakang. Bangunannya terdiri WC dan ditutup dengan bilik rumbia ukuran 1 X 1 meter tanpa atap. Kalau hujan pakai payung atau menunggu hujan reda. Air harus diambilkan dari kamar mandi dibawa dengan timba. Sampai di sini tidak ada persoalan.
Hingga tiba soal pintu yang ternyata sengaja dan aslinya memang tidak ada. Betul-betul WC tanpa pintu. Bagi desa itu sangat biasa. Tapi bagi kami membuat prihatin,, hehehe... Pak Inggi sungguh bijaksana. Beliau tahu masalah kami. Sebelumnya kami matur bahwa kami malu kalau harus BAB tanpa pintu. Aku sih sebenarnya tidak terlalu malu, tapi bagi kawan KKN ku yang perempuan. Takut ada yang mengintip. Akhirnya Pak Inggi membuatkan pintu bilik WC itu. Masalah selesai dan terkuraslah isi perut kami dari kotoran setelah disimpan selama 2 hari.
#cerita aneh#
Rabu, 07 Desember 2011
PEREMPUAN CANTIK DAN REKANKU DI PAC. IPNU WIRADESA DULU
Sumber: http://www.haryantoblog.com/2009/06/gadis-cantik-berjilbab.html |
Rabu, 7 Desember 2011 selepas Ashar dan mandi, rasa kantuk menyerangku. Kata Abahku, "Turu ra nak ngantuk!" Aku jawab, "Mboten ah, mangke ndalu mawon tileme. Bade pit-pitan mawon rumiyin." Aku putuskan bersepeda keliling Kauman - Gumawang - Galih - Kemplong - Kauman. Alhamdulillah berkeringat.
Tidur setelah Ashar kata nenek moyang ora ilok. Abahku tidak sepenuhnya memaknai apa adanya petuah nenek moyang itu. Ngantuk ya tidur yang penting niatnya baik.
Dengan bersepeda semoga kantukku hilang. Benarlah nyatanya. Saat berpapasan perempuan cantik yang berkendara motor, kantuk di mataku langsung hilang. Serasa mendapat guyuran air terjun Curug Sewu mataku. Fresh. Tapi setelah itu, ego santriku muncul. Walah, tidak subhannallah yang kuucapkan tetapi astaghfirullah. Aku benar-benar beristighfar. Sungguh pikiranku tersedot pada kejadian itu hingga tiba-tiba ada suara dari pengendara motor yang berpapasan denganku dan menyapa dengan keras, "Jiiiibbbb!!!" Hah, tergeragap aku mendengarnya. Aku menyahut singkat tapi keras, "Haaaiii!" Sambil menengok siapa dia. Ternyata pelakunya rekanku di PAC IPNU Wiradesa dulu.
#cerita aneh#
.
Minggu, 04 Desember 2011
CURI-CURI PANDANG INGKANG MBOTEN PARENG
Asrama pondok itu aku tinggali 3 tahun. Istilah kerennya Islamic Boarding School. Beralaskan karpet dan tikar yang berdebu karena hanya setahun sekali di cuci di sungai Sastrodirjan Wonopringgo. Bantal bergambar pulau "iler" setia menemani tidur ngorokku. Kecil kamar kami dengan hanya berukuran 3 x 5 meter harus diisi lebih kurang 30 santri. Tumpukan pakaian berserakan di cantolan baju. Seperti pindang kalau kami difoto saat tidur. Ada yang mengatakan "penjara suci"? Aku tidak sepakat dengan istilah itu. Asrama itu tetap aku namakan asrama pondok Islamic Boarding School bagaimanapun keadaannya. Biar keren begitu maksudku, he he he ...
Di balik keadaan yang -aku menyebutnya dengan- memprihatinkan itu dan memang santri harus prihatin, ternyata ada yang menyegarkanku. Saat kelas I MA yang kalau sekarang kelas X MA, lewat jendela itu aku turutkan hasrat hormon testosteronku walaupun sekadar curi-curi pandang. Kamar kami tepat dibelakang pojok berlantai papan kayu agak tinggi 40 cm. Jendela yang berjeruji besi kecil terletak tepat di selatan sisi kamar menghadap jalan desa. Sambil ganti baju seragam, kami sangat sempatkan untuk melongok jendela sambil tebar senyum keluar. Ada apa kawan kok harus begitu. So pasti perempuan cantik itu alias pelajar putri cantik itu hendak berangkat ke gang 1 berangkat ke MA Putri. Amboi, vitamin pagi hari. Maafkan kami Kiai, itu sering kami lakukan. Tapi percayalah hanya itu yang dapat kami lakukan dan tidak lebih karena aku tahu perbuatan itu mboten pareng.
#curi-curi pandang ingkang mboten pareng#
Jumat, 02 Desember 2011
AKU BENCI GEN RESESIF
Aku benci gen resesif. Gara-gara gen itu aku sering sakit. Benciku sekadarnya karena aku tahu sakitku -semoga- cobaan dari Tuhanku agar aku lebih bersabar.
Harusnya aku melihat orang yang sakitnya lebih parah dariku. Harusnya aku lebih bersyukur karenanya. Sudah aku coba kawan untuk mensyukuri keadaanku yang tidak lebih parah dari mereka. Dan percayalah, aku mencoba dan terus berusaha untuk mensyukuri keadaanku sekarang.
Namun aku akui, seringkali kesabaranku goyah saat:
- sakitku kumat
- melihat orang yang lebih sehat
- aktivitasku terhambat gara-gara sakit
- sakitku tidak kunjung sembuh.
Walaupun demikian,
Tuhan, beri aku kekuatan untuk lebih bersabar.
Tuhan, beri aku kekuatan untuk lebih bersyukur
#curhat benci sekadarnya#
Langganan:
Postingan (Atom)