Reda Erning Cahyani. Sumber Foto: http://thofen.blogspot.com/2013/09/reda-erning-cahyani.html#more |
Aku mendatangi acara yang entah acara apa. Masuk ke ruangan depan aku
dikagetkan dengan berjajarnya nasi dan lauk untuk berkat. Ada daging,
telur, mie, dan megono. Lebih kaget lagi ada aturan unik. Berkat akan
diberikan sesuai dengan selera tamu. Dipersilakan untuk memilih lauk
yang disukai. Bukan prasmanan atau standing party yang bisa mengambil sendiri.
Tetapi bagaikan makan di warung yang dilayani penjual. Sungguh acara
suguhan yang unik. Baru kali ini aku mengalaminya. Tapi kekagetanku
tidak berhenti di situ, yang mengejutkanku lagi dan ini yang aku senang
bercampur heran adalah saat dia, ya dia, perempuan cantik yang aku kenal
sejak enam tahun lalu yang mengambilkan lauk pauk berkatku. Perempuan
yang setahuku selalu sopan kepadaku karena dia muridku. Salehah tapi
gaul. Aku masih tergeragap saat dia bertanya, "Ngersakaken lauk napa,
Pak Mujib?" Aku tak menjawab karena masih mempertanyakan benarkah dia
yang menyiapkan berkatku. Setelah itu tiba-tiba aku terbangun dari tidur
malamku. Shubuh telah tiba. #mimpi_berkat.
Wiradesa, 21 September 2014.
Wiradesa, 21 September 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar