Laman

Rabu, 15 Juli 2015

Ironi Nenek Asyani & Rencana Remisi Koruptor

Sumber Foto:
http://rmol.co/read/2015/03/17/195760/1/Adik-Mbak-Mega:-Coba-Bandingkan-Nenek-Asyani-dengan-Jenderal-BG

"..Nenek Asyani dituduh mencuri kayu yang ditebang suaminya sendiri, yang bernama Sumardi, sekitar lima tahun lalu di lahan milik sendiri. Namun, pihak Perhutani bersikeras bahwa Nenek Asyani mencuri dari lahan perusahaan pelat merah itu. 

Akhirnya, terhitung sejak 15 Desember 2014 lalu, Nenek Asyani dijebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan Situbondo." [kompas(dot)com, 17/3/2015]. 

Kini Nenek Asyani sudah ditangguhkan penahanannya tapi masih harus menjalani persidangan. 

Menurutku, kasus Nenek Asyani (NA) biasa saja bila para koruptor diadili dan dimiskinkan. Namun kasus NA menjadi gempar karena dibanding-bandingkan dengan ketidakadilan atas kesalahan para koruptor. Manusia elit berhati tikus itu bisa berkelit dari hukum dengan kuasa jabatan dan uangnya. Sungguh ironi di tanah negeri. Alih-alih koruptor menjadi jera, mereka malah berpesta, di penjara pun rencananya akan mendapat remisi masa tahanan. 

Wiradesa, 26 Maret 2015.

Tidak ada komentar: