Laman

Minggu, 16 Oktober 2011

MOLIMO ------------> 5M (lima M)


Di kalangan masyarakat Jawa tak asing lagi mendengar kata molimo (lima M) yang merupakan adab yang di pegang teguh, yang sangat sesuai dengan ajaran Islam. Adab tersebut adalah agar manusia hidup menjauhi molimo (lima M) walaupun banyak juga yang menjalaninya:


*MAIN (perjudian/berjudi)
*MADON (prostitusi)
*MALING (mencuri/korupsi dll)
*MADAT (candu narkoba)
*MINUM ( minuman keras/mabuk )

Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa mereka yang melakukan molimo (lima M) akhirnya akan menderita baik lahir maupun batin:). Tetapi sebaliknya jika menghindari molimo ini (lima M) hati/rohani akan menjadi bersih, fisik akan menjadi sehat, jauh dari serangan berbagai jenis penyakit dan insya Allah hidupnya bahagia yes


MARAH KEPADA KELAKUAN BURUK BUKAN KEPADA ORANG

Marah itu harus kepada kelakuan yang:
buruk, berdosa, zina, judi, dusta, hipokrit, dengki, mabuk, pelit,
tidak shalat, tidak puasa, tidak zakat, tidak haji padahal mampu,
dan kelakuan buruk lainnya.

Marah bukan kepada orangnya karena:
hati bisa berubah, hidayah Allah bisa datang kepada siapa saja,
Allah bisa membolak-balikkan hati siapa saja,
dan taubat tidak akan tertutup hingga ajal menjemput.

Sebaiknya kepada orang yang kelakuannya buruk:
berusaha berbaik sangka kepadanya,
berusaha mengajaknya kepada kebaikan,
berusaha mengajaknya agar menghindari keburukan,
berusaha mempraktikkan kebaikan agar orang itu dapat menirunya,
dan mendoakannya agar berubah.

Adapun hasilnya:
tawakkal kepada Allah dan qonaah saat orang itu tidak berubah.

#manusia berencana dan Allah memutuskan hasilnya#

Jumat, 14 Oktober 2011

AKSI - REFLEKSI - AKSI - REFLEKSI - AKSI - REFLEKSI

Aksi:
Lakukan rencana
Refleksi:
Berhasil, alhamdulillah
Gagal, coba lagi dan benahi kesalahan
Aksi:
Memotokokopi formulir data
Refleksi:
Berhasil, alhamdulillah
Aksi:
Membeli pensil
Refleksi:
Berhasil, alhamdulillah
Aksi:
Kunjungan rumah
Refleksi:
Gagal, coba lagi kalau sehat.

Selasa, 11 Oktober 2011

BICARA BAIK. KALAU TIDAK BISA DIAM LEBIH BAIK

BICARA BAIK. KALAU TIDAK BISA DIAM LEBIH BAIK
KESELAMATAN MANUSIA
TERGANTUNG DARI PENJAGAAN LISANNYA

ITU AJARAN BAGINDA NABI MUHAMMAD SAW
COBA KU PRAKTIKKAN
TERKADANG BERHASIL
TAPI LEBIH SERING GAGAL

ADA YANG MENGATAKAN
DIAM ITU EMAS DAN BICARA ITU INTAN

ADA YANG MENGATAKAN PULA
MULUTMU HARIMAUMU

PEMBELAJARAN
PELATIHAN
PENGAJIAN
TANYA JAWAB
SEBAGIAN DARI
BICARA BAIK DAN BICARA ITU INTAN 
MAKA SEBAIKNYA BICARA
KARENA ITU BAIK DAN SELAMAT

PROVOKASI
ADU DOMBA
AGITASI
FITNAH
SEBAGIAN DARI
MULUTMU HARIMAUMU
MAKA SEBAIKNYA DIAM
KARENA DIAM ITU INTAN DAN DIAM ITU SELAMAT

#AKU MASIH DIAM KARENA DIAM ITU INTAN DAN DIAM ITU SELAMAT
KALAUPUN AKU TOH BICARA MAKA BICARAKU BAIK, SEMOGA#

Sabtu, 08 Oktober 2011

AKU TAK TAHU APAKAH YANG AKU TULIS INI PUISI?

Aku tak tahu apakah yang aku tulis ini puisi? Tapi aku tahu bahwa tidaklah mudah aku melakukan apa yang aku katakan. Sehingga selalu aku katakan kepada yang aku ajak bicara bahwa aku sendiri masih berusaha untuk melakukan apa yang aku lakukan.

Aku tak tahu apakah yang aku tulis ini puisi? Tapi aku tahu bahwa betapa aku ingin sekali memukul dan menendang koruptor. Tapi aku juga tahu bahwa perbuatan itu salah. Sehingga dengan susah payah aku tahan diri untuk tidak melakukannya. Yang aku lakukan hanya mengumpat dan mengutuk disertai dengan mengurangi rasa hormat, tersenyum kepada koruptor hanya menjalankan etika pergaulan. Tapi sungguh-sungguh di dalam hatiku aku sudah tidak hormat lagi kepada koruptor itu.

Aku tak tahu apakah yang aku tulis ini puisi? Tapi aku tahu bahwa aku telah berjanji pada diriku sendiri andaikata aku -walaupun masih sebatas diduga- korupsi dan andaikata aku menjadi pejabat negara, segera aku mundur, meletakkan jabatan, dan melaporkan diri ke KPK untuk dibuktikan bahwa aku korupsi atau tidak. Karena menurutku Agus Condro patut aku ditiru. Jadi, apabila aku korupsi aku akan tobat dan mengakui bahwa aku telah korupsi, siap diproses secara hukum oleh KPK, dan dipenjara minimal 20 tahun dan harus tanpa remisi atau grasi.

Aku tak tahu apakah yang aku tulis ini puisi? Tapi inilah suara hatiku yang sudah mbedagel dengan perampok uang rakyat, koruptor laknatullah.

Kamis, 06 Oktober 2011

KISAH KASIHKU YANG BIASA BIASA SAJA

Entah apa yang ada di benakku saat itu, setiap berpapasan dengannya aku selalu tersenyum. Ku akui, aku hanya ingin tersenyum karena menurutku senyum itu baik. Tidak ku duga sebelumnya, kalau suatu malam, kawannya menyampaikan salam dari -sebut saja E- kepadaku. Pertemuan berikutnya dengan kawannya E itu juga sama, aku dapat salam dari E. Penasaran aku dengan E, tetapi terus terang aku tidak ingin dekat dengan E.

Alasan aku tidak ingin dekat dengan E, karena E berasal dari Jepara. Persepsiku dengan gadis Jepara membuatku berpikir dua kali. Gadis Jepara menurutku harus sebatas dijadikan kawan, jangan kekasih. Itu yang ada di otakku. Sama juga saat kawanku cowok yang berasal dari Pati, merasa khawatir mendapatkan gadis Pekalongan. Alasannya adalah paling tidak 2 ekor sapi harus ada saat acara lamaran pengantin. wuiii....he he he... Padahal tidak semua begitu. Yo pok Badi, Saifudin,  karo Kang Hery.. ? he he he...

Ku bertemu saat aku jadi panitia OC Fakultas Tarbiyah saat PASSKA IAIN Walisongo Semarang. Aku diminta bertanggung jawab atas cabang Pencak Silat untuk ORSENIK. Mahasiswa yang menjadi panitia wajar dong memilih calon mahasiswi untuk dijadikan kekasihnya kelak. Syukur-syukur berlanjut hingga jenjang perkawinan.  Dan E adalah jago Pencak Silat yang mewakili FAKTA. Terbukti, E menjadi juara.

Perawakannya E gempal. Wajahnya manis. Tidak terlalu tinggi. Selalu tersenyum bila berpapasan denganku. Saat berbicarapun, senyum itu tidak pernah lepas dari wajah manisnya. Kulit agak kecoklatan tapi bagiku itu tidak menjadi persoalan.

Suatu malam ku bertemu dengan kawannya yang sering dititipi salam untukku. Kawannya itu bercerita, kalau E -maaf bukan ge er-  suka kepadaku. Senyumku katanya yang membuat dia suka. Syukurlah, itu berarti E tidak menganggapku tampan. Coba Pembaca lihat fotoku, ganteng dari mana wajahku he he he...

Akhirnya lewat kawannya itu, ku katakan terus terang, aku tidak ingin menjadikan E kekasih. Tetapi kawan saja injih. Kawanku terus mendesakku, kalau aku nembak E, pasti E menerimanya. Tetapi berkali-kali itupula ku mngatakan maaf banget, kawan saja injih... Setelah itu aku jarang bertemu E hingga aku lulus...