Laman

Kamis, 06 Oktober 2011

KISAH KASIHKU YANG BIASA BIASA SAJA

Entah apa yang ada di benakku saat itu, setiap berpapasan dengannya aku selalu tersenyum. Ku akui, aku hanya ingin tersenyum karena menurutku senyum itu baik. Tidak ku duga sebelumnya, kalau suatu malam, kawannya menyampaikan salam dari -sebut saja E- kepadaku. Pertemuan berikutnya dengan kawannya E itu juga sama, aku dapat salam dari E. Penasaran aku dengan E, tetapi terus terang aku tidak ingin dekat dengan E.

Alasan aku tidak ingin dekat dengan E, karena E berasal dari Jepara. Persepsiku dengan gadis Jepara membuatku berpikir dua kali. Gadis Jepara menurutku harus sebatas dijadikan kawan, jangan kekasih. Itu yang ada di otakku. Sama juga saat kawanku cowok yang berasal dari Pati, merasa khawatir mendapatkan gadis Pekalongan. Alasannya adalah paling tidak 2 ekor sapi harus ada saat acara lamaran pengantin. wuiii....he he he... Padahal tidak semua begitu. Yo pok Badi, Saifudin,  karo Kang Hery.. ? he he he...

Ku bertemu saat aku jadi panitia OC Fakultas Tarbiyah saat PASSKA IAIN Walisongo Semarang. Aku diminta bertanggung jawab atas cabang Pencak Silat untuk ORSENIK. Mahasiswa yang menjadi panitia wajar dong memilih calon mahasiswi untuk dijadikan kekasihnya kelak. Syukur-syukur berlanjut hingga jenjang perkawinan.  Dan E adalah jago Pencak Silat yang mewakili FAKTA. Terbukti, E menjadi juara.

Perawakannya E gempal. Wajahnya manis. Tidak terlalu tinggi. Selalu tersenyum bila berpapasan denganku. Saat berbicarapun, senyum itu tidak pernah lepas dari wajah manisnya. Kulit agak kecoklatan tapi bagiku itu tidak menjadi persoalan.

Suatu malam ku bertemu dengan kawannya yang sering dititipi salam untukku. Kawannya itu bercerita, kalau E -maaf bukan ge er-  suka kepadaku. Senyumku katanya yang membuat dia suka. Syukurlah, itu berarti E tidak menganggapku tampan. Coba Pembaca lihat fotoku, ganteng dari mana wajahku he he he...

Akhirnya lewat kawannya itu, ku katakan terus terang, aku tidak ingin menjadikan E kekasih. Tetapi kawan saja injih. Kawanku terus mendesakku, kalau aku nembak E, pasti E menerimanya. Tetapi berkali-kali itupula ku mngatakan maaf banget, kawan saja injih... Setelah itu aku jarang bertemu E hingga aku lulus...
 

Tidak ada komentar: