Laman

Rabu, 25 Mei 2011

JUJUR MENJADI PERBUATAN LANGKA


Dok. Pribadi
Jujur menjadi perbuatan langka. Bahkan aku pun pernah tidak jujur. Ketidakjujuran penulis berupa menyontek saat ulangan di sekolah. Berbohong kepada orang tua karena takut dimarahi, berbohong kepada kawan saat ditanya tentang suatu hal, dan lain-lain. Aku insyaf bahwa perbuatan itu dosa.
Orang yang paling jujur adalah Nabi Muhammad SAW. Karena kejujurannyalah yang sanggup menjungkir balikkan hati Siti Khadijah, ra. Beliau berdagang dengan jujur. Kalu ada cacat ya dikatakan ada cacat. Ditambah senyum, sabar dalam melayani pembeli, dan keramahan beliau dalam berdagang, menjadikan takjub Maisarah, pendamping beliau saat berdagang.
Kejujuran beliau diteruskan oleh umat sesudahnya. Para sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in lebih banyak mengaplikasikan kejujuran di kehidupan mereka. Namun semakin ke sini, banyak umat Islam meninggalkan kejujuran dalam hidupnya. Pelajar banyak yang mencontek. Anak sering berbohong kepada orang tuanya. Bahkan kepada kawan sering berbohong. Kemudian korupsi menjadi puncak kebohongan di negeri ini, Indonesia.
Menurut akal bodohku, itu semua menjadi kebiasaan kebanyakan orang di sini. Apakah bohong itu biasa? Tidak, meskipun banyak yang melakukan. Jadi aneh dong kalau tidak pernah bohong? Iya aneh kalau sedikit bohongnya. Tragis! Karena sangking banyaknya pembohong di negeri ini, hingga orang jujur menjadi “manusia langka.” 
Prihatin saja tidak cukup. Perlu tindakan nyata. Ya kalau aku dimulai dari diriku. Memang tidak mudah untuk jujur, tapi paling tidak dikurangi kebohongan-kebohongan yang sering ku lakukan. Ya walaupun aku tidak tahu bila aku dipercaya memegang uang banyak, aku tidak akan korupsi, paling tidak itu dulu. Maka aku tidaklah mau jadi bendahara. Ditambah karena aku tidak pandai mengatur keuangan. Takut tidak jujur berupa korupsi.
Semoga aku semakin jujur. Amin.
# curhatku tentang kejujuran #

Tidak ada komentar: