Laman

Rabu, 06 Juli 2011

JILBAB, MASIHKAH DIPERSOALKAN?

Dokumen Pribadi
Jawabannya masih. Paling tidak kita temukan dalam pendapat-pendapat berikut.
Pendapat pertama, langsung dari Allah SWT.:
"Hai Nabi! Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anakmu yang perempuan, dan orang-orang perempuan yang beriman, supaya menutup tubuhnya dengan jilbab, yang demikian itu supaya mereka lebih patut dikenal (jilbab itu ciri khas perempuan mukmin), karena itu, supaya mereka tidak diganggu, Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-Ahzab: 59).
Pendapat kedua, langsung dari Nabi Muhammad, SAW.:
Hadis pertama: "Siapa saja dari seorang perempuan yang melepaskan (membuka) pakaian selain di rumahnya (di luar rumah), maka Allah pasti merobek tirai kehormatan dari padanya." (H.R. Ahmad, Thabrani, dan Bazaar dari 'Aisyah).
Hadis kedua: "Ada dua golongan dari ahli neraka yang siksanya belum pernah saya lihat sebelumnya, (1) Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang digunakan memukul orang (ialah penguasa yang zalim); (2) Perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang selalu maksiat dan menarik orang lain untuk berbuat maksiat. Rambutnya sebesar punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium wanginya, padahal bau surga itu tercium sejauh perjalanan yang amat panjang." (H. R. Muslim).
Pendapat ketiga adalah pendapat Mujibur Rohman Wiradesa:
Jilbab adalah jenis pakaian yang bisa menutup aurat. Sedangkan aurat diartikan dengan bagian tubuh yang harus ditutupi menurut ajaran Islam supaya kita sebagai manusia tidak sama dengan hewan, tumbuhan, dan makhluk Allah lainnya yang tidak mempunyai rasa malu dan tidak berpakaian.
Aurat perempuan berbeda dengan aurat laki-laki. Aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Sedangkan aurat laki-laki adalah sebatas pusar (udel) hingga lutut (dengkul). Perbedaan ini terkadang membuat iri sebagian perempuan yang merasa terkekang, gerah, tidak funky dan gaul, kuno, nyusahin, nyebelin, banyak aturan, tidak simpel, serta puluhan alasan lainnya. Mujibur Rohman Wiradesa turut prihatin kepada para muslimah yang merasa gerah dengan aturan harus berjilbab. Sebagian perempuan berpendapat bahwa mereka tidak harus berjilbab. Muslimah sejati bagi mereka adalah hatinya dan amal ibadahnya. Shalat, puasa, zakat, shadaqah, tolong-menolong, dan seabrek amalan ibadah yang lain toh tetap dilakukan.
Para perempuan itu mencontohkan sebagian perempuan berjilbab tetapi akhlaknya terlaknat. Jilbab Terus Maksiat Jalan (JTMJ). Dan yang paling mengerikan perempuan berjilbab ikut LKMD (Lamar Keri Meteng Disik). Na'udzubillahi min dzalik. "Mendingan kita dong!," ujar perempuan yang tidak berjilbab tetapi sedikit maksiat. "Tidak neko-neko dan sedikit dosanya. Yo pok! Yang penting hantinya Mas!" Secara rasio terkadang alasan mereka yang tidak berjilbab sangat masuk akal. Para idola mereka pun dengan bayaran yang tinggi berani menampilkan keindahan tubuhnya di televisi, majalah, tabloid, dan surat kabar. Perilaku sebagian selebritas itu pun ditiru oleh remaja / siswi pemuja kebebasan. 
Untuk urusan alasan macam-macam, Mujibur Rohman Wiradesa terkadang tidak bisa menanggapi dengan alasan yang kuat. Yang ada hanya pengeyelan. Adapun pengeyelan itu sebagian tertulis sebagai berikut:
Pertama, Mujibur Rohman Wiradesa mengakui perintah berjilbab ini wajib dilaksanakan oleh muslimah di seluruh dunia. Menurut Q.S. al-Ahzab: 59, jilbab dipakai agar perempuan tidak diganggu. Tentunya oleh mata keranjang laki-laki, mulai dari anak-anak hingga kakek-kakek.
Kedua, Nabi umat Islam adalah Nabi Muhammad SAW. Setiap sabda beliau wajib ditaati. Di antara sabdanya berupa larangan membuka aurat di luar rumah. Sanksinya berupa terobeknya tirai kehormatan dan tidak mencium bau surga. Kalau membuka aurat pilihan Anda, kita buktikan nanti di hari pembalasan. Bukannya mengancam, tetapi "urip ning ndonyo iku Mbak, mung mampir ngombe." Ada akhir kehidupan dunia. Pilih menabung pahala atau menabung dosa? Itu terserah Anda. Masalahnya sekarang, sebagian umat Islam sudah tidak takut dosa. Mereka hanya memperturutkan hawa nafsu. Hal ini jelas berbahaya bagi para pencari ridha Allah SWT. Perintah-Nya sudah dilanggar. (baca: langgar di sini bukanlah musholla). Mata lelaki -siapapun dia- selalu ingin melihat keindahan perempuan. Sedangkan sebagian perempuan sangat senang dilihat oleh laki-laki. Ya sudah klop dah. Agama kok cuma baju, yang dipakai bila perlu.
Ada lagi nih:

  1. Jilbab dipakai hanya di sekolah, tetapi ketika di pasar, pusat perbelanjaan, atau di pusat keramaian malah dilepas. Udah deh, mata cowok jelalatan jadinya. Termasuk di antaranya Mujibur Rohman Wiradesa...dikit. Mbok yao... memakai jilbab itu juga wajib dipakai bila keluar rumah dan tidak hanya di sekolah.
  2. Memakai aurat kok pakaiannya ketat (mletet). Sama saja membuka aurat itu namanya. Karena sekali lagi, ukurannya berupa keindahan tubuh perempuan. Hal inilah yang mengundang selera cowok-cowok brondong untuk memelototkan matanya beribu-ribu kali. Hal ini diistilahkan dengan berpakaian tetapi telanjang. Anda kan bukan foto model atau super model yang dibayar saat difoto, memeragakan busana di atas cat walk, serta dipelototin banyak orang. Jelas Anda tidak dibayar ketika memeragakan busana yang ketat atau sedikit terbuka. Menjadi tayangan gratis akhirnya.
  3. Nggak adil dong mojokin perempuan terus. Cowoknya saja yang tidak bisa menahan pandangannya. Kata siapa Non, laki-laki yang tidak bisa menahan pandangannya tidak berdosa. Salah itu. Mereka sebenarnya sedang menabung dosa juga. Mereka berdosa. Sekali lagi mereka juga berdosa. Jadi cowok zaman sekarang memang berat. Ya karena tayangan gratis ada di mana-mana, Inilah mengapa sekarang ini para cowok harus berlatih menahan pandangannya sejak kecil. Ortu, kiai, ustadz-ustadzah, dan guru harus ngawasin tuh.
  4. Di rumah tidak ada aturan dari ortu untuk wajib memakai jilbab. Ya sudah jadi kebiasaan akhirnya. Lebih-lebih sebagian ortu pun tidak berjilbab. Ya gitu deh, menular ke kita-kita. Bagaimana kalau kita bertanya ke ortu kita, menutup aurat itu wajib nggak sih? Apapun jawabannya yang jelas di hati kecil kita seharusnya sudah punya jawaban, yaitu: wajib menutup aurat. Ini perintah Allah, titik.
Simpulan pendapat Mujibur Rohman Wiradesa: Jilbab pakai! Ibadah yes! Maksiat no!
Saya sudahi tulisan ini. Insya Allah berlanjut.


#dari berbagai sumber# 

Tidak ada komentar: