Laman

Sabtu, 02 Juli 2011

PERASAAN RELATIF; TERINGAT LAGU SEDANG-SEDANG SAJA YANG DINYANYIKAN OLEH VETTY VERA

Sangat mungkin kita tidak sepakat dengan tindakan orang lain. Tiap orang dibekali dengan kelebihan dan kekurangan yang terkadang dapat membuat diri kita iri, marah, bahkan frustasi.

Islam yang saya pahami mengajarkan perasaan relatif. Perasaan ini mengisyaratkan fleksibilitas. Kata-kata terlalu, sangat, atau buruk harus menjadi rival dari perasaan ini. Dua kata terakhir harus dipahami sebagai kebenaran nisbi yang pasti dimiliki manusia dan pasti tidak dimiliki Allah SWT., Tuhan kita. Karena Maha Suci Allah yang hanya memiliki kebenaran absolut yang tidak terbantah.

Dengan pemahaman yang lebih sederhana, perasaan relatif ini dapat diilustrasikan sebagaimana syair Vetty Vera "sedang-sedang saja." Memutlakkan suatu perkara boleh-boleh saja. Tetapi dengan catatan, pertama, kebenarannya diakui oleh Tuhan, Allah SWT. melalui firman-Nya. Kedua, pendapat itu belum tertandingi oleh pendapat lain dari sisi kekuatan argumentasi (baca: alasan-alasan) dari pendapat pembanding tersebut.

Dengan ilustrasi di atas, seandainya diterapkan dalam konteks perasaan senang, benci, cinta, dan seterusnya, idealnya tidak ada orang yang bunuh diri. Perbuatan ini adalah perilaku dosa besar yang sangat dibenci Allah SWT. Dia Yang Maha Agung melarang kita untuk mengeksekusi diri sendiri dengan alasan apapun. Pahamilah bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Kalau Anda tidak percaya, Anda dipersilakan bertanya kepada Tukul Arwana. Dapat dipastikan jawabannya insya Allah, Tuhan akan menolong hamba-Nya yang sedang dalam kesusahan kalau hamba tersebut mau berusaha dan berdo'a.

Dalam menyukai seseorang umpamanya. Kita membenci sesuatu misalnya. Sangat bijak menggunakan prinsip "perasaan relatif." Penerapannya seperti pernyataan Nabi Agung Muhammad SAW., "Cintailah sesuatu sekadarnya, barangkali suatu saat sesuatu yang Anda cinta malah menjadi perkara yang Anda benci. Bencilah sesuatu sekadarnya, siapa tahu sesuatu yang Anda benci malah menjadi perkara yang Anda cinta." Hal inilah mengapa ungkapan benci tapi rindu menjadi persoalan yang benar untuk sebagian orang yang sedang jatuh cinta. Terutama remaja yang sedang falling in love (baca: jatuh cinta).

Penolakan sesuatu itu biasa. Penerimaan cinta itu hal yang lumrah. Tetapi marah, benci, frustasi, atau bunuh diri merupakan sebagian dari perilaku yang aneh dan tidak masuk akal bagi kita yang dapat berpikir. Otak sebagai anugerah Allah SWT. dapat memberikan alternatif-alternatif solusi dari perkara apapun. Jadi, mengapa kita tidak menggunakan otak kita?

Kemudian akan bernilai tambah bila usaha kita dalam memecahkan sesuatu persoalan ditambah dengan ikhtiar batin. Do'a jawabannya. Do'a inilah senjata bagi orang yang beriman. Wallahua'lam.

Tidak ada komentar: