Laman

Selasa, 21 Februari 2012

INDAHNYA KEMENANGAN # BAGIAN KEDUA


http://kaskushotthread.com/thread/top-motivasi--mental-juara-itu-perlu.html
Sebenarnya Aqil dan Bili ingin menolak. “Jangan saya Pak yang menjadi juru bicaranya, Mbak Ulfa saja yang suaranya lebih keras,” pinta Ulfa. Mendengar hal itu Pak Mujib kemudian menjelaskan, “Aqil, Mbak Ulfa itu tulisannya bagus dan pernah menjadi sekretaris di kelas. Mbak Ulfa lebih tepat bila menjadi penulis saat seleksi tulis.” Aqil manggut-manggut. “Iya deh Pak, tapi diajarin ya Pak?,” rajuk Aqil. “Insya Allah Aqil, kita berlatih bersama dan optimis menang,” jawab Pak Mujib.

Berbeda dengan Aqil, Bili yang juga berpipi tembem sambil tersenyum dan berujar, “Kenapa saya Pak? Dani saja yang menjadi juru bicaranya. Suaranya lebih nyaring dibandingkan saya, Pak.” Protes Bili. Untuk kali kedua Pak Mujib menanggapi celoteh santrinya, “Begini, Dani memang nyaring suaranya. Namun Bili lebih spontan dalam menjawab pertanyaan. Kalau ingin menang harus lebih spontan dalam menjawab soal. Terutama untuk pertanyaan rebutan.” Bili akhirnya tersenyum lagi sambil berkata, “Iya deh Pak, saya siap jadi juru bicara.” Namun Bili meminta A’am dan Dani membantunya. Dani dan A’am dengan kompak menjawab, “Beres Bil!”

Untuk Tim Putra, awalnya yang menjadi penulis adalah Dani. Tetapi setelah diamati lebih jauh, ternyata tulisan A’am lebih bagus dari Dani. Akhirnya Pak Mujib mengganti Dani dengan A’am sebagai penulis.

Latihan ditetapkan setiap hari mengingat waktu tersisa sebulan lagi dari lomba. Lawan yang dihadapi tidak sembarangan dan semuanya cerdas. Tetapi tim LCC AL-Amin tidak gentar. Mereka sangat semangat dalam latihan dan bertekad menjadi juara. Dari pukul empat sore hingga menjelang Maghrib, keenam santri cerdas itu disiplin dan giat berlatih. Setiap kali hujan, dengan naik sepeda dan berpayung bahkan memakai jas hujan, mereka tetap berangkat latihan.

Di hari kelima latihan LCC, tim putra dan putri bertanding. Masing-masing tim diminta membawa dua batu ukuran sedang. Pak Mujib berbicara kepada mereka, “Batu itu digunakan untuk soal rebutan.” Dengan spontan Bili bertanya, “Mejanya dipukul dengan batu ini ya Pak?”

Kalau batu dipukulkan ke meja, kira-kira mejanya rusak tidak?” Pak Mujib balik bertanya. “Rusak Pak. Eman-eman,” tiba-tiba Dani menjawab. “Pakai batu dipukulkan ke batu yang satunya lagi ya Pak?” Giliran A’am yang bicara. Tek…tek…tek… begitu bunyi dari dua batu yang saling dipukulkan oleh Bili. “Iya, betul seperti itu,” tegas Pak Mujib sambil menunjuk ke arah Bili.

#insya Allah bersambung#

Tidak ada komentar: