Laman

Senin, 20 Februari 2012

INDAHNYA KEMENANGAN # BAGIAN PERTAMA

http://kaskushotthread.com/thread/top-motivasi--mental-juara-itu-perlu.html

Bulan Desember 2007 adalah musim hujan. Berhari-hari hujan yang turun ke bumi membawa suasana malas di sebagian santri Taman Pendidikan al-Qur'an (TPQ) Al-Amin, tempat Aqil, Ulfa, Mukarromah, Bili, A'am, dan Dani belajar al-Qur'an. Mereka anak-anak cerdas dan bukan santri pemalas. Beruntung mereka memiliki orang tua yang mementingkan pendidikan agama bagi putra-putrinya.

Aqil, Ulfa, Mukarromah, dan A'am pernah diwisuda TPQ tingkat ula (jilid). Mereka sangat lancar dalam membaca al-Qur'an. "Bismillaahirrahmaanirrahiim, wadhdhuhaa, wallaili idzaa sajaa, maa wadda'aka rabbuka wa maa qalaa...," adalah sebagian dari ayat-ayat suci al-Qur'an yang mereka lantunkan saat khataman al-Qur'an sehari sebelum wisuda. Betul-betul generasi qur'ani.

"Mbak Muk-muk, besok sore jangan lupa ya, latihan lomba cerdas cermat (LCC) PPNU di rumahnya Pak Mujib!" kata Aqil kepada Mukarromah saat bertemu pada Sabtu malam Ahad. "Pukul 16.30 WIB. tepat! gitu kata Pak Mujib," lanjut Aqil. Begitulah karena Aqil, Ulfa, Mukarromah, Bili, A'am, dan Dani ditugaskan menjadi tim LCC di gelaran Perkemahan Pelajar Nahdlatul 'Ulama yang disingkat dengan PPNU.

Aqil memang lucu. Pipinya tembem dan putih, khas anak sehat dan cerdas. Dia memanggil Mukarromah dengan Mbak Muk-muk. "Mbak Ulfa itu ceriwis Pak! Maunya menang sendiri," ujar Aqil saat Pak Mujib bertanya mengapa Ulfa terlihat cemberut. "Saya kan qana'ah," lanjut Aqil. Tidak nyambung memang jawaban Aqil. Namun pada akhirnya dia menjawab benar, "Pak..., kelihatannya Mbak Ulfa ingin sekali menjadi juru bicara saat lomba," ujar Aqil spontan. Aqil memang yang paling muda dibandingkan dengan Ulfa dan Mukarromah.

Suatu ketika di waktu latihan, Pak Mujib memberikan pengarahan bagi tim putra dan putri LCC TPQ Al-Amin, "Setelah ditimbang-timbang, keputusan untuk kalian adalah..." Untuk sesaat mereka diam dengan hati berdegup-degup, "Aqil!" tegas Pak Mujib, "Nanti yang menjadi juru bicara tim putri kalau masuk babak final." Setelah itu Pak Mujib menatap Bili yang sedang tersenyum, "Bili, untuk tim putra, kamu juru bicaranya!" Mendengar keputusan itu, Bili tetap tersenyum, tidak mengiyakan tetapi juga tanpa mengatakan tidak.

#Insya Allah bersambung#

Tidak ada komentar: